REPUBLIKA.CO.ID, Baru-baru ini, kasus pelecehan seksual terhadap anak kembali terjadi. Kali ini, sembilan anak di Jalan Karya Barat I, Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat (Jakbar), menjadi korban. Ada yang mengaku sekadar diraba, ada pula yang sampai terjadi hubungan intim.
Wakijan, tukang ojek yang diduga melakukan pelecehan itu, kabur entah ke mana. Warga menduga pria berusia 50 tahun itu di sekitar Bogor, Jawa Barat (Jabar). Teman sesama tukang ojek mengatakan, Wakijan sempat pinjam uang Rp 20 juta kepada bosnya. “Sementara masih pegang duit, mau ke mana juga masih bisa,” kata Diran ketika ditemui di pangkalan ojek Jalan Karya Bakti I.
Bermodal video porno, Wakijan diduga melakukan aksinya di sebuah kontrakan. Dari jendela sepetak kamar itulah, Wakijan terbiasa memanggil anak-anak yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya.
Sehari-hari Wakijan dikenal genit dan omongannya cabul oleh para tetangga dan pengojek. Mereka bilang, Wakijan suka membawa anak remaja dan pekerja seks komersial ke kontrakannya. “Teman-teman di sini sebenarnya juga pada enggak suka,” kata Diran.
Walau sempat dianggap tidak responsif menanggapi laporan warga, wakil kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Metro Jakbar menyatakan serius menangani kasus ini. “Kami sudah mengidentifikasi tersangka. Kami juga mengupayakan untuk mengetahui keberadaan tersangka,” kata dia.
Seringnya Wakijan berbuat mesum itu diduga rekan-rekannya tak lepas dari kegemarannya “jajan” di lokalisasi Kalijodo. Di pinggiran Cengkareng Drain itulah, Wakijan konon sering menjadi pelanggan di sana.
Pada Kamis (5/12), ROL mencoba menyusuri jalanan di Kalijodo. Saat masih menjadi gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo memberikan tugas khusus kepada Wali Kota Jakbar Anas Effendi untuk menggusur lokalisasi itu. Namun, hingga kini aktivitas prostitusi di lokasi ini masih terus berlangsung.
Sekitar pukul 11.00 WIB, tampak seorang pria berpakaian wanita memasuki jalan sempit yang dikenal dengan area Kalijodo itu. Tak lama setelahnya, dua orang wanita berpakaian serbamini turun dari bajaj dan memasuki jalan tersebut. Suasana di situ tampak sepi.
Namun, ada beberapa motor parkir di halaman salah satu rumah. Beberapa kotak berisi puluhan botol minuman keras tampak di pintu-pintu rumah di jalan itu. Di dalamnya ada bar, diskotek, dan salon. “Jalan-jalan aja, Mas. nggak masuk lihat-lihat dulu?” panggil seorang wanita ketika dua orang lelaki berjalan di depannya.
Aktivitas bisnis prostitusi di area ini hidup siang dan malam. Aktivitas di Kalijodo dikatakan memengaruhi warga sekitar RT 07 dan 08, RW 10, Kelurahan Kedaung Kaliangke, Kecamatan Tambora. Syaifullah, ketua RW 10, mengatakan, banyak warga hidupnya dari aktivitas prostitusi. “Mungkin ada juga yang enggak suka, tapi mereka menggantungkan hidup juga dari sana.”
Dari pemeriksaan terakhir, Syaifullah mengatakan, 10 warganya positif terkena HIV. Sejak ia menjabat sebagai ketua RW, juga ada lima-tujuh orang meninggal karena menggunakan narkoba jenis morfin.
Syaifullah mengatakan, saat ini muncul kekhawatiran penggusuran Kalijodo dan warganya direlokasi ke Rusunawa Cengkareng yang saat ini masih dalam masa pengerjaan. Dia berharap, kalaupun direlokasi, proses ini disertai pemberian keterampilan dan lapangan pekerjaan bagi warga.