Ahad 07 Dec 2014 13:34 WIB

Tanah Retak Sepanjang 150 Meter, Warga Mekasari Resah

Rep: C80/ Red: Bayu Hermawan
Waspadai Jalur rawan longsor dan amblas.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Waspadai Jalur rawan longsor dan amblas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan pemukiman warga Kebonkai Ciburial Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, mengalami retakan sepanjang lebih dari seratus meter. Warga pun khawatir hal itu akan menyebabkan longsor.

Kepala Desa Mekarsari, Atep Kurniawan mengatakan, beberapa hari lalu, terjadi retakan tanah sepanjang kurang lebih 150 meter dengan kedalaman sekitar 1 meter. Retakan tanah ini mengancam 114 Kepala Keluarga (KK) yang berada di RW 3 dan RW 10 desa tersebut.

"Retakan tanah terjadi hari kemarin, memang mengancam pemukiman warga. Retakan itu sepanjang 150 meter dengan kedalaman 1 meter, tapi jika dibiarkan bisa terus memanjang dan semakin dalam," kata Atep di Bandung, Ahad (7/12).

Atep mengatakan, pihak desa bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung dan Geologi telah memantau lokasi kejadian pasca peristiwa tersebut. Penyebab retakan tanah, karena adanya limpahan air dari kolam diatas perkampungan. Kolam ikan yang berada sekitar 5 meter diatas pemukiman ini, dasar kolamnya retak dan airnya bocor hingga jauh ke tengah pemukiman.

"Jadi pemicu retakan tanah itu air dari kolam milik bu Iim yang terus rembes ke pemukiman. Dan ini baru pertamakalinya terjadi di desa kami. Padahal, di perkampungan itu juga banyak tegakan pohon," jelasnya.

Mengingat ancaman bahaya yang cukup tinggi, lanjut Atep, saat ini pihaknya menetapkan status siaga 1. Oleh karenanya, Setiap malam warga sekitar wajib mengintensifkan kegiatan ronda. Disamping itu, apabila hujan turun lebih dari satu jam, pihaknya mengungsikan warga ke gedung kantor desa dan tempat lainnya yang terbilang aman.

"Kami terus waspada, karena retakan itu sangat berpotensi membesar dan mengakibatkan longsor. Atau bahkan bisa juga menyebabkan tanah amblas," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terbuuk, Atep menuturkan, pihaknya telah melakukan pemadatan tanah di lokasi retakan. Selain itu, kolam ikan seluas 17x7 meter persegi penyebab retakan pun saat ini sebagian telah diurug oleh warga atas seizin dari pemiliknya.

"Hari ini kami baru selesai melakukan pemadatan di retakan serta mengurug sebagian kolam. Lahan kolam yang diurug tepat diatas rembesannya. Mudah-mudahan saja tidak terjadi retakan susulan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, Marlan, mengatakan, pihaknya bersama pemerintah desa dan Kecamatan Pasirjambu, telah melakukan pemadatan di lokasi retakan. Dan dari hasil pemantauan tim teknis BPBD yang diturunkan ke lokasi, menyatakan warga sekitar harus mewaspadainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement