REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Roby Arya Brata, mengatakan meski tidak ada persiapan khusus, ia siap melaksanakan tes uji kelayakan calon pimpinan KPK.
Ia mengatakan, komisi III sudah menjalankan tugas konstitusionalnya yaitu memilih pimpinan KPK.
Namun demikian, ia mengaku bahwa dirinya tidak memiliki afiliasi partai politik. Karenanya menurutnya, jika DPR rasional, justru seharusnya DPR mencari capim KPK yang independen. Ia menilai, jika pimpinan KPK berasal dari parpol akan 'tebang pilih' terhadap koruptor.
"Saya merasa sudah lulus, karena ini lembaga politik, tentu rasionalitasnya politik," kata Roby, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/12).
Sebagaimana fungsi dari KPK yaitu pencegahan, penyidikan, dan penuntutan. Karenanya jika dimasuki orang politik, ia menilai itu akan berbahaya.
"Dia bisa mendzalimi partai lain atau pejabat publik untuk alasan politik. Tolong, orang politik jangan lobi saya. Karena saya ingin independen, dan adil pada semua parpol. Saya bukan partisan, saya seorang aktivis anti korupsi," lanjutnya.
Ia mengatakan, sudah lama mengkaji mengenai KPK. Ia mengaku, sudah mengkaji korupsi sebelum KPK berdiri. Hal itu menurutnya, sudah termuat dalam tulisan-tulisannya.
Ia juga mengatakan, telah menulis mengenai Dewan Pengawas KPK pada 2008. Ide itu menurutnya, kemudian diterima juga oleh pembuat kebijakan. Terbukti, menurutnya, dengan RUU KPK tahun lalu yang di dalamnya mencantumkan Dewan Pengawas.