REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) mengatakan keputusan Musyawarah Nasional (munas) IX memecat 17 kader sudah melalui pertimbangan matang. Pemecatan itu telah melalui pembahasan pleno munas.
"Semua sudah dipertimbangkan masak-masak," kata Ical kepada wartawan usai terpilih. Secara aklamasi sebagai ketua umum periode 2014-2019 di Hotel Westin Nusa Dua, Bali, Rabu (3/12).
Ical memastikan pemecatan tidak akan menggangu soliditas partai. Sebab mereka yang dipecat dianggap telah melakukan tindakan yang melanggar anggaran dasar/anggaran rumah tangga (ad/art) partai. "Lebih berbahaya lagi kalau seumpama keputusan munas tidak dilaksanakan," ujarnya.
Bagi Ical pemecatan ini merupakan peringatan bagi seluruh kader untuk patuh pada aturan organisasi. Dia juga menolak apabila pemecatan dalam munas ini dianggap sebagai keputusan DPP partai dibawah kepemimpinannya.
"Ada satu orang memberi peringatan kepada orang lain untuk tidak membentuk sesuatu yang bertentangan dengan AD/ART," papar Ical.
Keputusan munas memecat 17 kader sempat diwarnai tepuk tangan riuh para peserta. Beberapa diantara mereka bahkan meriakan dukungan atas putusan itu. "Pecat! Pecat!," teriak peserta munas.
Mereka yang dipecat tidak berhak lagi menjadi kader dan pengurus partai. Munas juga memutuskan pergantian antar waktu bagi kader di DPR RI yang telah dipecat.
Ke-17 kader partai yang dipecat ialah Ace Hasan Syadzili, Lamhot Sinaga, Melchias Markus Mekeng, Andi Sinulingga, Lawrence Siburian, Agun Gunandjar Sudarsa, Leo Nababan, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Yorrys Raweyai, Ibnu Munzir, Djasri Marin, Zainudin Amali, Ricky Rahmadi Kusumonegoro, Juslin Nasution, Agus Gumiwang dan Nusron Wahid.
Mereka dipecat karena berbagai alasan seperti terlibat dalam pembentukan presidium penyelamat partai dan menolak pelaksanaan Munas IX di Bali.