REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jumlah anak dan remaja yang menjadi perokok di Tanah Air terus meningkat akibat gencarnya iklan rokok.
“Berdasarkan Global Youth Tobacco Survey, anak perokok jumlahnya terus naik, 45 persen remaja berusia 13-19 tahun adalah perokok, sementara data menyebutkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah remaja perokok terbesar di Asia," kata Direktur Eksekutif Lentera Anak Indonesia Herry Chariansyah, Rabu (3/12).
Menurut Herry, naiknya jumlah anak dan remaja perokok disebabkan iklan rokok menciptakan kesan bahwa merokok adalah sesuatu yang baik dan biasa.
"Sebanyak 70 persen remaja memiliki kesan positif terhadap iklan rokok dan 50 persen remaja merasa lebih percaya diri sebagaimana yang dicitrakan dalam iklan," kata dia.
Lebih memprihatinkan, lanjut Herry, 37 persen perokok merasa keren seperti citra yang dibangun dalam iklan dan percaya merokok akan memiliki banyak teman.
"Oleh sebab itu negara harus membuat aturan yang melindungi anak dari bahaya rokok dan selama ini regulasi yang ada belum mampu membatasi akses anak terhadap rokok," katanya.
Ia menegaskan,rokok adalah produk legal tetapi tidak normal dan Lentera Anak Indonesia tidak anti terhadap rokok tetapi yang perlu dilakukan adalah pembatasan akses terhadap anak.
"Semua ini bertujuan untuk membangun peradaban yang lebih baik sehingga anak-anak tidak terpapar oleh rokok sejak dini," katanya.