Selasa 02 Dec 2014 21:27 WIB

Sembilan Perusahaan Ini Bantu Turunkan Pencemaran

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erdy Nasrul
Pencemaran minyak di Teluk Meksiko
Pencemaran minyak di Teluk Meksiko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan kepada sejumlah perusahaan yang turut membantu mengendalikan pencemaran. Penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Hidup (PROPER) 2013-2014 ini diberikan kepada sembilan perusahaan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengatakan kegiatan PROPER ini dapat memberikan pembelajaran terhadap penggunaan sumber daya alam yang efisien dan praktek bisnis yang beretika. PROPER yang telah digelar selama 20 tahun ini juga dapat mengurangi kesenjangan kesejahteraan dengan program pemberdayaan masyarakat.

"PROPER tumbuh menjadi organisasi pembelajaran yang akan mendorong pemikiran-pemikiran baru dan memfasilitasi proses belajar terus-menerus," katanya di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Selasa (2/12).

Berdasarkan penilaian KLH, terdapat sembilan perusahaan yang dinilai membantu menurunkan beban pencemaran dan konservasi lingkungan. Diantaranya yakni, PT Badak NGL, Star Energy Geothermal Wayang Windu Limited, PT Holcim Indonesia TBK Pabrik Cilacap, PT Pertamina Terminal BBM Rewulu Yogyakarta, PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, PT Bukit Asam, PT Medco E&P Indonesia, PT Bio Farma, dan PT Pertamina Aviasi Regional III DPPU Ngurah Rai.

Proper merupakan salah satu program KLH berupa kegiatan pengawasan dan pembinaan terhadap penanggungjawab usaha kegiatan di bidang pengendalian pencemaran serta kerusakan lingkungan hidup dan pengelolaan limbah B3.

Pada tahun ini, tercatat terdapat 1.908 perusahaan yang turut berpartisipasi. Jumlah partisipasi peserta PROPER pun meningkat sebesar 6 persen dari pada tahun sebelumnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan lingkungan hidup merupakan suatu masalah atau isu yang dapat mempersatukan dunia. "Di bidang politik kita boleh berbeda pandangan, ekonomi boleh berbeda fiskal. Tapi dunia dipersatukan oleh isu lingkungan," katanya.

Menurutnya, kerusakan lingkungan di daerah lain akan mempengaruhi wilayah lainnya. Kerusakan lingkungan ini, tambahnya, diperluas oleh industri-industri yang justru menyebabkan masalah di lingkungan sekitarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement