Selasa 02 Dec 2014 18:06 WIB

DPR Enggan Pasang Foto Jokowi, Apa Artinya?

Rep: c13/ Red: Mansyur Faqih
  Pedagang poster foto Presiden Joko Widodo di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (23/10). (Republika/Raisan Al Farisi)
Pedagang poster foto Presiden Joko Widodo di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (23/10). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lely Arrianie mengatakan, konflik internal di DPR belum sepenuhnya selesai. Misalnya, terbukti dengan belum dipasangnya foto Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di gedung DPR, termasuk di ruang sidang.

Lely menilai, anggota DPR yang menduduki gedung parlemen saat ini tak memiliki rasa hormat kepada presiden dan wakilnya. "Jadi gak ada rasa penghormatan, gitu kok jadinya," kata Lely saat dihubungi ROL, Selasa (2/12).

Menurutnya, pemasangan foto di gedung DPR memang perlu dilakukan. Bahkan, pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun tetap dilakukan.

Untuk itu, Lely pun ikut mempertanyakan tindakan yang dilakukan anggota DPR tersebut.

Ia pun meminta anggota DPR untuk mencari jalan keluar dari konflik yang terjadi saat ini antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). "Selesaikan dengan sebenar-benarnya," ucapnya. 

Menurut dia, tindakan yang dilakukan anggota DPR terkait pemasangan foto presiden sudah cukup mengindikasikan adanya konflik yang belum selesai.

Lely menduga tindakan anggota DPR itu karena presiden yang memegang pemerintahan bukan berasal dari kubu KMP. 

Kebiasaan memasang foto presiden dan wakil presiden kini tak ada lagi di DPR. Sampai hari ini, DPT tidak memasang foto Jokowi-JK di gedung parlemen. 

Bahkan, menurut wakil ketua DPR, Agus Hermanto, foto Jokowi tidak dipasang di ruang sidang paripurna. "Kita lihat di paripurna pun tidak ada foto presiden dan wapres seperti dulu," kata Agus di Kompleks Parlemen Senayan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement