REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah berisiko tinggi penularan HIV/AIDS, yang terindikasi dari terus meningkatnya penyebaran penyakit mematikan tersebut di 13 kabupaten dan kota setempat.
Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan di Banjarmasin, Selasa, mengungkapkan, dalam catatan nasional, daerahnya merupakan salah satu provinsi yang masuk pada taraf epidemi terkonsentrasi. "Artinya, prevalensi penderita HIV/AIDS di daerah kita lebih dari lima persen, sehingga masuk dalam kelompok berisiko tinggi dalam penularan HIV/AIDS," katanya.
Berdsasarkan data hingga September 2014, kasus HIV/AIDS di Kalsel dilaporkan mencapai 947 kasus, yaitu 508 kasus HIV dan 429 kasus AIDS. Dari jumlah itu, penderita dari kalangan laki-laki sebanyak 420 orang dan perempuan 490 orang, serta tidak diketahui sebanyak 37 orang.
Sedangkan jumlah penderita AIDS terbanyak berada di Kota Banjarmasin, yakni 300 kasus, kemudian Tanah Bumbu 247 kasus. Menurut Wagub RR (Rudy Resnawan, red), kasus HIV/AIDS di daerahnya merupakan fenomena gunung es, yakni kasus yang tercatat masih sedikit dibandingkan yang tidak diketahui.
Menurut dia, masih banyak Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang belum terdata dengan berbagai alasan, salah satunya karena rasa malu. "Susah terdeteksi karena banyak yang takut atau malu melapor, penderita HIV/AIDS banyak yang ditemukan di lokasi dengan tingkat penyebaran yang tinggi, khususnya di kawasan lokalisasi," katanya.
Untuk membantu para penderita HIV/AIDS, Pemprov Kalsel menyiapkan 53 puskesmas dan dua rumah sakit, yakni RSUD Ulin dan RSUD Anshari Saleh sebagai pusat konseling dan penanganan penderita HIV/AIDS.