REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Manajemen Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor-LIPI membuka kembali lokasi wisata Kebun Raya Bogor itu untuk umum setelah dua hari ditutup akibat cuaca yang tidak mendukung.
"Setelah mengamati cuaca hari ini yang sudah lebih kondusif dari dua hari sebelumnya, Kebun Raya sudah kita buka lagi untuk umum," kata Kepala PKT Kebun Raya Bogor-LIPI Didik Widiatmoko, Selasa (2/12).
Didik mengatakan selama dua hari berturut-turut angin bertiup sangat kencang sehingga membahayakan bagi pengunjung sehingga terpaksa ditutup untuk umum. Kondisi tersebut berlangsung selama dua hari yakni Ahad (30/11) hingga Senin (1/12). Kencangnya tiupan angin menyebabkan 18 pohon di Kebun Raya Bogor tumbang, terdiri atas 13 pohon koleksi dan lima pohon nonkoleksi.
"Hari ini cuaca sudah sangat tenang dan cukup cerah," kata Didik.
Menurut dia, pihaknya tidak kewalahan menghadapi cuaca ekstrim, karena situasi tersebut sudah sering terjadi hampir setiap tahun. Bahkan jumlah pohon yang tumbang saat ini tidak sebanyak tahun 2006 yang tercatat 200 pohon koleksi di Kebun Raya Bogor tumbang dalam waktu dua hari.
"Tidak kewalahan, intinya selama tidak membahayakan kita masih bisa menghadapinya. Pohon yang tumbang kali ini bukan koleksi langka, kita sudah memiliki cadangannya, nanti akan kita tanam lagi di lokasi yang sama, dengan cara menyulam," kata Didik.
Didik menjelaskan penyebab pohon tumbang selain karena faktor angin yang cukup kencang juga karena kondisi pohon yang sudah tua, lapuk dan keropos. Rata-rata usia pohon yang tumbang antara 40 tahun hingga 90 tahun. Jenisnya beragam yakni kenari, dan sapu tangan atau amherstia nobilis.
"Hampir semua pohon yang tumbang karena sudah tua dan keropos, di batangnya ada rayapnya," ujar Didik.
Menurut Didik, keropos karena rayap yang dialami pohon di Kebun Raya Bogor alami terjadi dan semua pohon di manapun bisa diserang. Kondisi demikian juga dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi tanah di Kota Bogor yang subuh dan mengandung nutrisi cukup banyak bagi pohon.
"Seluruh pohon di Kebun Raya Bogor ini mendapat perlakuan sama, mereka dimanjakan, selain dirawat juga dipupuk secara rutin. Kondisi di Bogor yang sangat subur dan kandungan nutrisi tinggi, sehingga akar-akar pohon tidak menancap cukup dalam seperti pohon-pohon yang ada di wilayah sulit air. Akarnya pendek karena tidak perlu mencari air cukup dalam, beda di wilayah Purwodadi karena kawasannya sulit air, akar pohon cukup panjang menacap ke tanah," ujar Didik menjelaskan.