REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Seusai panen raya, petani di Lampung mulai menikmati tingginya harga gabah kering panen (GKP), pada November 2014.
Harga GKP tertinggi tingkat petani Rp 4.750 per kg terendah Rp 3.900, dan tertinggi tingkat penggilingan Rp 4.870 per kg, terendah Rp 4.000 per kg.
"Harga tersebut masih di atas HPP (harga pembelian pemerintah) yaitu Rp 3.300 per kg GKP tingkat petani, dan Rp 3.350 per kg GKP tingkat penggilingan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Adhi Wiriana di Bandar Lampung, Senin (1/12).
Tingginya harga GKP dengan kualitasnya pada November 2014, menurut dia, karena sudah berlalunya musim panen raya, sehingga harga gabah mengalami peningkatan. Selain itu, kualitas gabah yang dihasilkan juga lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan rata-rata harga kelompok kualitas GKP di tingkat petani sebesar 5,67 persen dari Rp 3.984,37 per kg menjadi Rp 4.210,42 per kg, dan di tingkat penggilingan dengan kelompok kualitas yang sama, naik sebesar 5,70 persen dari Rp 4.082,81 per kg menjadi Rp 4.315,42 per kg.
BPS mensurvey harga gabah tertinggi tingkat petani Rp 5.075 per kg GKP varietas Ciherang terdapat di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. Sedangkan GKP varietas IR64 terendah Rp 3.900 per kg berada di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.
Observasi harga yang dilakukan BPS di sentra produksi padi terkenal di Lampung, yakni Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Selatan sembilan tempat (34,62 persen), Kabupaten Lampung Timur lima observasi (19,22 persen), dan Kabupaten Pringsewu tiga observasi (11,54 persen).
Harga GKP tertinggi di tingkat petani (Rp 4.750 per kg) dan penggilingan (Rp 4.870) terdapat di Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah, dengan varietas Ciherang. Sedangkan harga GKP terendah tingkat petani (Rp 3.900) dan penggilingan (Rp 4.000) berada di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan dengan varietas IR64.
Meski harga GKP meningkat baik di tingkat petani maupun di penggilingan, Adhi mengatakan rata-rata komponen mutu hasil panen gabah yang diperjualbelikan menunjukkan hasil yang kurang baik dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini dilihat dari rata-rata kadar air (KA). Rata-rata KA kelompok GKP tercatat 15,61 pada Oktober 2014, dan 16,28 pada November 2014.
"Namun tidak dijumpai kelompok gabah kualitas rendah. Kualitas gabah yang dihasikan lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya," katanya.