REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Ketua DPP Partai Golkar yang juga bakal calon ketua umum Priyo Budi Santoso mengaku kaget dengan beredarnya rekaman yang diduga rekaman rapat panitia Munas IX Partai Golkar dengan para ketua DPD I Golkar. Jika rekaman ini benar maka membuktikan kecurigaan para calon lain terhadap adanya cara-cara tidak halal dalam upaya memenangkan ABurizal Bakrie (Ical).
"Ini menciderai rasa keadilan sampai ke ubun-ubun. (Rekaman ini) cara-cara inimenunjukkan adanya skenario untuk meloloskan calon-calon tertentu," kata Priyo, di Nusa Dua, Bali, Senin (1/12).
Praktik semacam itu, menurut Priyo, telah mencemari tradisi Partai Golkar yang sudah puluhan tahun dirawat dengan baik. Tradisi menjalankan pemilihan ketua umum dengan cara yang sehat, demokratis, menurut Priyo telah diingkari dengan praktik rekayasa. Terlebih, lanjut Priyo, dalam rekaman itu para pembuat skenario memenangkan Ical juga mengakui jika itu adalah cara-cara yang licik.
Dijelaskan Priyo, kalau dia mendapat informasi jika pembahasan tata tertib pencalonan ketua umum tidak dibacakan satu persatu. Tapi dibaca semuanya dan langsung dimintakan persetujuan kepada peserta munas. Ketika ada peserta munas yang mempertanyakan tidak dipedulikan dan langsung diketok palu.
Padahal pasal 22 ayat 4, menurut Priyo, adalah pasal yang diselundupkan. "Ketika pasal itu disetujui maka artinya itu aklamasi (memilih Ical sebagai ketua umum)," kata Priyo.