REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Aceh memiliki cara jitu untuk menyampaikan informasi kebencanaan kepada masyarakat, yakni lewat Rumoh PMI.

Rumoh PMI adalah nama radio lokal yang didirikan PMI usai bencana tsunami 10 tahun silam. Radio ini merupakan corong informasi tentang kebencanaan di Tanah Rencong.

“Selain itu, kami berharap radio ini juga dapat menjadi salah satu usaha yang dapat menghasilkan income bagi PMI,” ujar Manajer Radio Rumoh PMI Dedek Iswadi di Banda Aceh, Ahad (9/11).

Hingga kini Rumoh PMI baru mengudara di lima kabupaten di Aceh. Radio ini juga harus bersaing dengan 20 radio lokal lainnya di Bumi Serambi Makkah. Walau demikian, Rumoh PMI tetap optimistis bisa menjadi radio terdepan yang mengabarkan tentang kebencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Selain mengedukasi warga soal kebencanaan, Radio Rumoh PMI yang bisa disimak di frekuensi 107 FM ini juga kerap menggelar acara-acara off air dengan beragam tema, terutama yang terkait dengan program-program PMI.  Mengusung semboyan “Tempat Anda Berbagi”, Rumoh PMI kini jadi termasuk radio yang jadi kebanggaan warga Aceh.

Walau begitu, Dedek mengakui, tantangan yang dihadapi Rumoh PMI cukup banyak. Salah satunya, adalah kreatifitas. Sebab, Rumoh PMI tak bisa lepas dari nama PMI yang merupakan lembaga nonprofit. “Inilah yang membuat kita harus kreatif menciptakan program-program yang disukai masyarakat,” ujarnya.

Dedek menambahkan, pihaknya juga kerap menawarkan kerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun perusahaan di Aceh agar mau beriklan di Rumoh PMI.

“Alhamdulillah, kini banyak lembaga pemerintah dan perusahaan yang beriklan di sini. Kita juga kerap menggelar talk show dengan mengundang mereka sebagai narasumber,” tuturnya.

Ke depan, kata Dadek, selain menjadi corong kegiatan PMI, Rumoh PMI diharapkan dapat menjadi radio nomor satu yang mengabarkan dan mengedukasi masyarakat terkait kebencanaan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika