Senin 01 Dec 2014 17:10 WIB

Dualisme Golkar Untungkan KIH

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung meninggalkan lokasi Musyawarah Nasional Golkar IX usai pembahasan tata tertib di Nusa Dua, Bali, Senin (1/12).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung meninggalkan lokasi Musyawarah Nasional Golkar IX usai pembahasan tata tertib di Nusa Dua, Bali, Senin (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang berpendapat, kekisruhan Golkar dengan munculnya dualisme antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono secara faktual politik mengutungkan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"KIH dapat mendikte KMP dalam melaksanakan agenda parlemen karena KMP tanpa Golkar tidak memiliki stamina yang cukup kuat untuk "bergaining" katanya, Senin (1/12).

Menurut dia, dualisme ditubuh Golkar akan berdampak juga pada dualisme di parlemen, sehingga kondisi ini telah melemahkan KMP.

Momentum seperti ini kata dia, mestinya KIH memainkan kepentingannya untuk memperkuat arus dukungan di parlemen.

"Jika KIH lengah di momentum ini, justru mengalami kerugian sebelum KMP melakukan konsilidasi karena secara moral politik KMP sedang rentan," tuturnya.

Ia menilai ternyata stamina Golkar tak cukup kuat dan matang. Saat ini, Golkar bisa dikatakan sedang berada di persimpangan jalan. Yang dibutuhkan Golkar adalah figur yang bisa menyatukan.

sumber : antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement