Senin 01 Dec 2014 15:15 WIB

Ebola Bisa Menyebar ke Belahan Dunia Lain

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Julkifli Marbun
Pekerja mengenakan sarung tangan karet saat pelatihan penanganan ebola oleh tentara Jerman.
Foto: Reuters
Pekerja mengenakan sarung tangan karet saat pelatihan penanganan ebola oleh tentara Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- PBB memperingatkan wabah Ebola masih bisa menyebar hingga belahan dunia yang lain, Senin (1/12). Kepala misi respon Ebola PBB, Anthony Banbury mengatakan resikonya terbilang besar.

Bos asal Amerika itu mengatakan ada resiko besar untuk dunia bahwa Ebola akan menyebar. "Mungkin bisa ke wilayah sekitar atau dibawa dengan pesawat oleh seseorang yang terinfeksi ke Asia, Amerika Latin, Amerika Selatan atau Eropa," kata dia.

Sehingga, tambahnya, sangat penting untuk mencapai target nol kasus secepat mungkin. Menurut Banbury, hingga Senin, target PBB untuk merawat korban terinfeksi dan mengubur korban tewas telah tercapai.

Ahad lalu, kendaraan berat bulldozer membersihkan area luas di ibu kota Sierra Leone, Freetown untuk digunakan sebagai pemakaman.

Freetown merupakan wilayah infeksi terparah wabah Ebola.

Di situs pembersihan yang berlokasi di dekat pembuangan sampah itu, mobil bergantian tiba membawa jasad korban. Ratusan pekerja berpakaian khusus tampak bertugas menggali kuburan.

Pada Oktober, Banbury mengatakan pada Dewan PBB, bahwa 70 persen korban terinfeksi akan berada dibawah perawatan dan 70 persen korban akan dikuburkan dengan baik pada 1 Desember. Target sementara ini bertujuan menurunkan kurva kasus Ebola.

PBB menetapkan target utama adalah nol kematian karena Ebola. Banbury melaporkan 70 persen target tersebut telah dicapai di tiga negara infeksi terbesar, yaitu Guinea, Sierra Leone dan Liberia.

"Namun di beberapa area, termasuk di Sierra Leone, khususnya Freetown dan kota Port Loko, kita gagal," kata Banbury pada BBC. Menurutnya, area tersebut membutuhkan pemusatan aset dan kapabilitas.

Saat ini, jumlah total korban tewas karena Ebola telah tembus 6.000 orang. Sebagian besar berasal dari Afrika Barat. Sekitar 16 ribu orang telah terinfeksi dan 200-300 orang berada dalam kondisi kritis.

Banbury mengatakan situasi bahkan bisa memburuk jika PBB tidak ikut campur. "Kita mengadopsi strategi membuat pusat perawatan, memakamkan dengan aman dan mobilisasi komunitas untuk mengendalikan krisis. Dan itu berhasil," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement