Senin 01 Dec 2014 10:00 WIB

Jadi Pesaing Tunggal Ical, Airlangga Merasa Dihalang-halangi

Rep: C08/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Diskusi Panel Partai Golkar yang diikuti para bakal calon ketua umum DPP Partai Golkar. Tampak  Airlangga Hartanto (kiri), Priyo Budi Santoso (tengah), MS Hidayat
Foto: .
Diskusi Panel Partai Golkar yang diikuti para bakal calon ketua umum DPP Partai Golkar. Tampak Airlangga Hartanto (kiri), Priyo Budi Santoso (tengah), MS Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Calon ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merasa adanya upaya untuk menghalang-halangi dirinya dalam persaingan pencalonan ketua umum di Munas IX. Airlangga yang menjadi pesaing tunggal dari calon incumbent Aburizal Bakrie atau Ical melihat berbagai keanehan.

Ia menyebut berbagai keanehan sebagai upaya yang telah diskenariokan guna memudahkan Ical menang pada pemilihan.“Munas IX Partai Golkar di Bali ini banyak terlihat kejanggalan yang diskenariokan menghambat saya. Satu satunya kandidat penantang Pak ARB,” kata Airlangga melalui akun twitter pribadinya @airlangga_hrt, Senin (1/12).

Airlangga membeberkan beberapa keanehan yang ia rasakan di Munas tersebut. Salah satu di antaranya adalah pembagian materi tata tertib yang tidak untuk seluruh peserta Munas. Anggota Fraksi Golkar DPR-RI ini melihat materi tata tertib hanya dibagikan kepada mereka yang senafas untuk mendukung Ical. Sementara dari kubu pesaing tidak diberikan.

Selain itu, ia juga mengeluhkan tim suksesnya yang tidak mendapatkan kartu tanda peserta  Munas, sehingga tidak mendapatkan akses untuk masuk ruangan penyelenggaraan. Sementara tim sukses Ical dilihat Airlangga dengan mudah keluar masuk lokasi Munas,

“Tim sukses saya tidak mendapatkan tanda pengenal peserta. Ini menyulitkan mereka masuk ke arena Munas. Coba lihat time sukses sebelah ?” ucsp politisi asal Jawa Barat ini.

Satu lagi kejanggalan yang dinilai Airlangga melanggar konstitusi partai adalah materi-materi yang disampaikan di dalam Munas tidak dibahas di dalam rapat pleno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement