Jumat 28 Nov 2014 23:25 WIB

YLKI: Pemerintah Sering Luput Benahi Energi Alternatif

Energi Alternatif (ilustrasi)
Foto: electricenergysaving.com
Energi Alternatif (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, dari sekian kali kenaikan harga BBM dan LPG bersubsidi, seringkali pemerintah luput untuk membenahi penyediaan energi alternatif.

“Dana penghematan subsidi BBM itu kemudian dialihkan ke infrastruktur termasuk pembangunan SPBG di kota-kota besar atau membangun fasilitas energi baru dan terbarukan, sehingga konversi BBM ke BBG dan energi alternatif lainnya bisa lebih cepat," kata Tulus, Jumat (28/11).

Ia curiga, impor minyak yang terus dipertahankan mengindikasikan adanya kepentingan tertentu yang berkolaborasi dengan para mafia minyak, sehingga program konversi ke gas jadi lambat.

Di satu sisi, Tulus mencurigai meningkatnya impor minyak menjadi ‘permainan’ mafia migas untuk mengganjal program konversi BBM ke BBG. “Importir minyak menjadi salah satu penghambat eksternal konversi, karena ada mafia mafia itu tadi. Revitalisasi kilang sangat seret,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement