Jumat 28 Nov 2014 18:20 WIB

Warga Bekasi Keluhkan Pembagian PSKS tak Tepat Sasaran

Rep: C79/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga antre mencairkan dana Program Simpanan Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kantor Pos, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (26/11).
Foto: ANTARA
Warga antre mencairkan dana Program Simpanan Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kantor Pos, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pembagian dana bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera di Kantor Pos Pusat Kota Bekasi masih berlangsung, Jumat (28/11). Kali ini giliran warga yang berasal dari Kelurahan Babelan Kota yang terjadwal untuk mengambil uang bantuan sebesar Rp 400 ribu tersebut.

Sebanyak sekitar seribu lebih warga yang terdaftar, mengantre sejak pukul 09.00 pagi WIB. Menurut pantauan Republika, hari kesembilan pembagian PSKS berlangsung tertib. Tidak seperti pada Rabu (26/11) yang sempat terjadi aksi saling dorong sehingga memaksa petugas menerapkan sistem buka-tutup pintu gerbang.

Salah satu warga penerima bantuan PSKS, Yuyun, merasa bersyukur bisa kembali menerima bantuan uang dari pemerintah setelah sebelumnya ia telah dua kali menerima bantuan serupa yang dahulunya bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut.

"Alhamdulillah saya bisa mendapatkan uang bantuan lagi, kemarin kan sempet lama tidak dapat. Apalagi saat ini harga-harga kebutuhan pokok pada naik, lumayan lah buat biaya dapur," ujar Yuyun.

Yuyun mengungkapkan jika ia termasuk warga yang beruntung bisa mendapatkan program PSKS. Sebab, menurutnya, di tempat tinggalnya banyak janda-janda dan orang miskin lainnya yang tidak terdaftar dalam program bantuan yang memang ditujukan untuk golongan tidak mampu tersebut.

"Banyak yang tidak dapet pak, tetangga saya yang kondisinya sama seperti saya saja tidak dapat. Ada istri yang suaminya bekerja jadi mandor malah dapet," kata Yuyun menambahkan

Para warga datang ke kantor pos dengan menggunakan bermacam moda angkutan, baik angkutan umum, motor ataupun berjalan kaki. Salah satu pengguna sepeda motor, Iyan, mengaku dirinya memang terdaftar sebagai penerima PSKS.

Iyan bahkan sempat menunjukkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) miliknya sebelum masuk dalam antrian. Pria yang kesehariannya sebagai tukang ojek ini mengatakan, meskipun ia mempunyai kendaraan berupa sepeda motor, namun menurutnya ia pantas untuk mendapatkan dana bantuan dari pemerintah

"Yah namanya tukang ojek, penghasilan paling seberapa pak. Apalagi sekarang BBM naik, penumpang saya pada pindah naik angkot karena harganya lebih murah," kata Iyan.

Selain Iyan, ada beberapa pengendara sepeda motor lainnya yang juga ikut mengantri penerimaan dana PSKS tersebut. Rata-rata dari mereka mengungkapkan jika kendaraannya tersebut didapat melalui cara kredit untuk digunakan sebagai alat transportasi bekerja sehari-hari ataupun dipakai mengojek.

Kepala Kantor Pos Bekasi, Dody Haryanto mengaku tidak tahu menahu tentang penyaluran dana yang tidak tepat sasaran seperti yang diungkapkan warga. Pihaknya, menurut Dody, hanyalah sebagai biro penyaluran dana dan sama sekali tidak teribat dalam penentuan siapa yang berhak menerima dana bantuan dari progrm PSKS tersebut.

"Kami hanya menyalurkan, terkait tentang penentuan penerima dan adanya warga miskin lainnya yang tidak terdata semuanya wewenang Kementerian Sosial,"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement