REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Munas Golkar yang akan tetap dilaksanakan di Bali pada 30 November 2014 dianggap sebagai musyawarah akal-akalan. Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen) Partai Golkar, Ace Hasan Syadzili, mengatakan keputusan Munas di tanggal tersebut tidak disetujui semua kader Golkar.
"Kami kecewa pada hasil Rapat Pleno. Karena hasil rapat hanya membacakan pengumuman tanggal munas", kta Ace.
Ia dan sejumlah kader muda Golkar pun menaruh kekecewaan terhadap Ketua Umum. Karena tanpa berita terlebih dulu, Ical tiba-tiba mengganti ketua rapat pleno. Bahkan dengan mudah, Ical menyebutkan bahwa itu adalah hak preogatifnya. Atas kekecewaan tersebut akhirnya Agung laksono mengambil alih ketua rapat pleno.
Dalam rapat lanjutan tersebut dibuatlah tim penyelamat Munas Golkar. Selain itu rapat tersebut menghasilkan tiga keputusan. Pertama, mosi tidak percaya pada Ketua Umum Golkar. Dua, meminta forum membentuk tim penyelamat Golkar. Tiga, meregabilitasi nama-nama kader yang pernah dipecat karena mengajukan percepatan Munas sebelumnya.
"Kami kecewa pada mekanismenya", kata Ace.
Ia berpendapat bahwa Abu Rizal Bakrie tidak bertanggung jawab dengan baik terhadap Golkar saat ini. Hal ini yang menimbulkan suasana tidak demokratis. Menurutnya jika pun Munas 30 November nanti terselenggara, itu adalah Munas Luar Biasa. Dimana Ketua Umum sebelumnya tidak boleh mencalonkan diri lagi.
"Pengajuan Munasnya dari daerah. Jadi itu bukan Munas Reguler, melainkan Munas Luar Biasa", tutur Ace.
Salah satu kader Golkar Andi Silulingga menambahkan bahwa ada dua jenis Munas yang diakui. Pertama berdasarkan AD/ART, lima tahun sekali. Kedua, berdasarkan rekomemdasi. Andi berpandangan sama dengan Ace, bahwa Ical tidak boleh maju lagi sebagai Ketua Umum. Karena menurutnya tidak ada kesungguhan dari Ical untuk memimpin partai.
"Tidak ada kepentingan untuk mengabdi pada rakyat. Partai hanya untuk kepentinggannya saja", kata Andi. Karena itu kepercayaan publik terhadap Golkar jadi rendah. Sebab masyarakat akan melihat figur dari partai itu sendiri.