Kamis 27 Nov 2014 19:08 WIB

KPK Bantah Ada Perpecahan antara Pegawai dan Pemimpin

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Johan Budi saat gelar barang bukti uang dalam pecahan Rupiah dan Dolar Singapura hasil operasi tangkap tangan Gubernur Riau Annas Maamun di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/9).(Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Johan Budi saat gelar barang bukti uang dalam pecahan Rupiah dan Dolar Singapura hasil operasi tangkap tangan Gubernur Riau Annas Maamun di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/9).(Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi membantah ada perpecahan di internal lembaga antikorupsi itu. Dia memastikan, isu perpecahan bahkan sampai berujung pada adanya mosi tidak percaya dari pegawai terhadap pimpinan adalah tidak benar.

"Saya cek masing-masing termasuk pegawai, berita bahwa ada mosi tidak percaya pada pimpinan itu tidak benar," katanya di gedung KPK, Kamis (27/11).

Johan mengatakan, sejauh ini soliditas pimpinan KPK sangat terjaga. Adanya kabar tentang mosi tidak percaya terhadap pimpinan justru kontradiktif dengan keadaan di KPK. Semua pegawai di KPK, kata dia, mengatakan tidak ada mosi tidak percaya yang dilayangkan kepada pimpinan.

Pria yang juga menjabat Deputi Bidang Pencegahan KPK ini justru heran dengan munculnya kabar tersebut. "Pegawai yang mana ini? Sepanjang yang saya tahu tidak ada mosi tidak percaya pada pimpinan itu," ujarnya.

Sebelumnya, KPK diisukan tengah dilanda keretakan. Sejumlah pegawai melayangkan mosi tidak percaya kepada pimpinan.

Keretakan itu diduga berawal dari adanya oknum pimpinan KPK yang 'bermain' saat penyusunan kabinet beberapa waktu lalu. Hal itu kemudian berlanjut saat proses penelusuran rekam jejak calon menteri yang diminta Presiden Jokowi kepada KPK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement