REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar, Agun Gunanjar Sudarsa menilai Aburizal Bakrie (Ical) telah berlaku sewenang-wenang dalam memimpin partai.
Ia mengatakan pembentukan Presidium Penyelematan Partai Golkar merupakan bentuk nyata kekecewaan sejumlah elit di tubuh Parpol itu terhadap sikap yang ditunjukkan Ical.
"Rapat kemarin itu menjadi bukti, dia (Ical) menjalankan partai ini dengan cara-cara yang otoriter dan tidak demokratis. Dia memimpin partai ini dengan semaunya sendiri," ujarnya, Rabu (26/11).
Menurut Agun, selaku ketua umum Ical harusnya lebih mengutamakan dialog dalam memutuskan persoalan. Bukan malah mengabaikan aspirasi pengurus dan kader lainnya dengan cara mengambil keputusan sepihak lalu meninggalkan begitu saja rapat pleno yang digelar oleh DPP Partai Golkar, Selasa (25/11) kemarin.
"Masa rapat pleno ditinggalkan begitu aja. Dimana kehormatan dan wibawa partai? Jadi, menurut saya, ini ketua umum benar-benar tidak bertanggung jawab. Kalau sudah seperti itu, apakah dia (Ical) masih bisa dipertahankan?" kecam Ketua DPP Partai Golkar itu.
Ia menambahkan, kader Golkar umumnya sudah tidak percaya lagi dengan Ical. Karena itulah, kata dia, dalam rapat pleno kemarin sejumlah petinggi membentuk Presidium Penyelematan Partai Golkar untuk menyelamatkan masa depan parpol tersebut.
Seperti diketahui, rapat pleno yang digelar di Kantor DPP Partai Golkar Slipi, Jakarta Barat, Selasa kemarin, berlangsung ricuh. Rapat tersebut diramaikan dengan aksi bentrok fisik antara massa ormas sayap AMPG kubu Yorrys Raweyai dengan kubu Doly Kurnia.
Setelah aksi bentrok ini berhasil diredam, kehebohan di DPP Golkar beralih ke ruang rapat pleno beberapa jam kemudian.Pengurus DPP Partai Golkar kubu Ical sekitar pukul 17.30 WIB menutup rapat pleno secara sepihak.
Sebelum kubu Ical yang diwakili Theo Sambuaga, Sharief Cicip Sutardjo, Fadel Muhammad, dan Idrus Marham keluar ruangan, peserta rapat melayangkan interupsi dan melontarkan argumen untuk memprotes tindakan sepihak DPP kubu Ical.Kericuhan berlangsung hingga beberapa menit.
Ketegangan baru mereda setelah Waketum DPP Partai Golkar, Agung Laksono, mengambil alih rapat. Mantan Menko Kesra era SBY itu kemudian membentuk Presidium Penyelamatan Partai Golkar.
Agung Laksono langsung bertindak sebagai ketua presidium penyelamatan Partai Golkar dengan anggotanya terdiri dari Agus Gumiwang, Priyo Budi Santoso, Zainudin Amali, Agun Gunandjar, Laurence Siburian, Hajriyanto Thohari, MS Hidayat dan Ibnu Munzir.