REPUBLIKA.CO.ID, KEBUN JERUK-Indriani (27 tahun) seorang guru honorer sudah hampir setahun ia mengabdi di sekolah yang berlokasi depan rumahnya. Ia tinggal di RT 7 RW 7, Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
Indri, sapa akrabnya, mengajar di Sekolah Dasar Negeri 15 Pagi Kebun Jeruk Jalan Anggrek Cakra 70, Jakarta Barat. Di Sekolah Dasar itu Indri sudah mengajar kurikulim tematik 2013 di kelas satu, dua, empat, dan lima. Kurikulum itu ia akui cukup sulit. "Tiap hari senin hingga jumat saya mengajar seperti biasa, repotnya ketika harus mempersiapkan ujian praktek, UTS, UAS, dan lainnya,"ujarnya.
Semasa mengabdi itulah bila dibandingkan dengan pendapatnya ia mengaku jauh dari harapan. Menurut pengakuannya gajih yang diperoleh tak sampai Rp 1 juta. "Saya hanya menerima Rp 500 ribu per bulannya,"katanya kepada Republika, Selasa (25/11).
Kondisi tersebut, kata Indri, tidak hanya dialami olehnya tetapi ada guru lain yang bernasib sama disekolahnya jauh lebih lama yakni Muhammad Aziz (49 tahun) guru bahasa Inggris yang sudah 14 tahun menjadi guru honorer. "Yak, kita sih terima-terima aja upah cuman Rp 500 ribu juga,"katanya saat dihubungi Republika.
Aziz berharap pemeritah bisa melihat berapa lama waktu mengajarnya bilang ingin mengangkat guru honorer menjadi CPNS. "Ada temen saya Hijazi dia guru olahraga bahkan lebih lama dari saya sudah 15 tahun lebih. Kita sih jalani aja dan syukuri tetapi berharap pemerintah mengakui pengabdian total kami selama ini,"tutupnya.