Selasa 25 Nov 2014 15:45 WIB

Perbaiki Internet Lelet, Butuh Rp 270 Triliun!

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Kecepatan akses internet. Ilustrasi
Foto: Akamai.com
Kecepatan akses internet. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas koneksi internet di Indonesia. Yakni, melalui Proyek bernama Indonesia Broadband Plan. Proyek yang ditargetkan akan berjalan hingga 2019 ini membutuhkan anggaran yang tak sedikit.

"Kalau bicara internet lelet, mudah-mudahan di 2019 tak terjadi. Karena kan, secara bertahap akan ditingkatkan akses dan covergenya," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, kepada wartawan usai acara Pertemuan Bakohumas Nasional, Selasa (25/11).

Menurut Rudi, Indonesia broadband plan tersebut mulai dijalankan tahun ini. Tujuannya, untuk meningkatkan coverage dan kapasitas akses.

Total dana yang dibutuhkan, Rp 270 triliun. Anggaran tersebuta, akan digunakan untuk pembangunan infrstruktur, radio, termasuk satelit.

Prosesnya, kata dia, sebagaian dilakukan oleh operator. Tapi, ini sedang dibicarakan. Kalau secara financial visible, maka akan digarap oleh operator. Namun, kalau hanya secara ekonomi visible, pemerintah nanti akan turun tangan.

"Ya sifatnya kami men drive, tapi tak harus keluar dari APBN bisa juga dari pendanaan lain," katanya.

Menurut Rudiantara, pendanaan bisa distruktur dari PPP (Public Private Partnership) dan lain sebagainya. Tetapi, ini menjadi tanggungjawab pemerintah, karena untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Terkait Palapa Ring, Rudi mengatakan, hal tersebut merupakan bagian dari ring broadband Indonesia. Palapa ring tersebut, sebagai back bone.

Namun, aksesnya pemerintah akan meminta penyelenggara seluler untuk masuk ke daerah. Tentunya, dilihat dari bisnisnya. Secara ekonomi menguntungkan, baru dengan coverage yang lebih luas.

"Desember ini kan, operator akan mulai dengan 4G, generasi keempat," katanya.

Masyarakat, kata dia, akan mulai merasakan internet lebih baik di pertengahan 2015. Kemkoninfo pun, mendukung E-goverment di semua daerah. Namun, penggunaan E-goverment ini tergantung kepala daerahnya.

"Jabar, salah satunya siap E-goverment. Tapi, tergantung leader shipnya. Kepala daerahnya, kalau Aher Jabar melek dunia maya jadi cepat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement