REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- BUMD Bali atau Perusahaan Daerah (Perusda) Bali didorong mengoptimalisasi aset untuk meningkatkan pendapatan daerah. Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta mengatakan Perusda harus bisa menghasilkan pendapatan mencapai tiga miliar rupiah per tahun.
"Langkah-langkah kreatif diperlukan melalui optimalisasi aset yang dimiliki atau mengelola aset milik Provinsi Bali," kata Sudikerta di Denpasar, Selasa (25/11). Sudikerta meminta Perusda melakukan inventarisasi aset untuk kemudian menentukan kebijakan lanjutan.
Direktur Utama Perusda Bali, I Nyoman Baskara mengatakan Perusda akan mengoptimalisasi lahan perusahaan di Tohpati. Berikutnya kebun sayur mayur di Bedugul, Kebun Sangiang, dan Kebun Pekutatan. Tahun ini, Perusda sudah merenovasi kantor dua lantai di Jalan Kamboja.
"Pada 2015, Perusda bakan membangun pusat perkantoran Mandara Graha I dan II di Jalan Kamboja dan Jalan Melati," ujar Baskara.
Perusda juga menyampaikan minatnya untuk mengelola aset Provinsi Bali, seperti tanah di Renon, Art Center, Crystal Bay Nusa Penida, Asrham Hotem, pembangkit listrik di Kubu Karangasem, Desa Subak, dan Bali Lounge di Bandara Internasional Ngurah Rai. Kepala Biro Aset Provinsi Bali, I Ketut Adiarsa mengatakan beberapa opsi yang bisa ditempuh Perusda.
Pertama, penyertaan modal dari pemerintah provinsi ke Perusda. Kedua, pola sewa dalam jangka waktu lima tahun. Ketiga, kerja sama pemanfaatan aset melalui kompensasi tetap atau bagi hasil.