REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa Anggota Muda Partai Golkar (AMPG) menerobos masuk rapat pleno Partai Golkar. Mereka menuntut agar pelaksanaan pleno dilakukan secara demokrasi, karena pada Rapimnas Yogyakarta lalu, AMPG menilai ada kesan memaksakan agar Munas dilakukan pada 30 November 2014.
engurus Pusat AMPG, Yorrys Raweyai mengatakan pihaknya hanya ingin mengawal pelaksanaan pleno agar seauai konstitusi partai. "Mulai dari Rapimnas kita lihat, ada sekelompok orang yang ingin menggiring partai golkar ini, hanya untuk kepentingan pragmatis mereka," jelasnya, Senin (24/11).
Ia melanjutkan, para oknum tersebut melakukan cara-cara yang tidak sesuai dengan asas demokrasi yang dijunjung tinggi partai Golkar. Selain itu, menurutnya oknum-oknum tersebut juga mulai lakukan provokasi dan intimidasi dengan cara-cara di luar asas kepatutan demokrasi Partai Golkar.
"Kemudian mereka memaksakan munas melalui rapimnas di Yogya," katanya.
Yorrys menegaskan seharusnya Munas bukan milik golongan dan kelompok tertentu melainkan milik keluarga besar Golkar. Maka sebagai kader muda Golkar, AMPG meminta seluruh kader Golkar melakukan cara yang baik tanpa harus memaksakan.
"Saya mendapat desakan dari kader muda, seharusnya mereka yang melanjutkan masa depan Partai Golkar ke depan. Ini hari penentuan. Dan disini ada indikasi agar munas dipaksakan dilakukan di Bali tanggal 30 dan secara aklamasi memilih ARB. Ini apa sebenarnya?" jelasnya.
Pada rapat pleno ini Yorrys sudah berpesan kepada beberapa senior, untuk berdebat secara sehat agar tak dilaksanakan pada tanggal 30 November. Ia menegaskan jika memang pelaksanaan Munas dipaksakan, AMPG Golkar mengancam akan menduduki lokasi Munas dan meminta kepolisian untuk membatalkan pelaksanaan tersebut.
"Jika tetap permintaan kita tidak diakomodir, kita tetap akan menduduki rapat pleno ini," katanya.
Pada kesempatan itu juga, Yorrys menilai ARB sudah tak layak lagi memimpin Golkar. Ia menilai di era kepemimpinan Ical, Golkar tak mencatatkan prestasi yang baik. "Ada indikasi memaksakan untuk aklamasi ARB?, prestasi apa? Padahal jelas gagal," tegasnya.