Senin 24 Nov 2014 13:41 WIB

Penyebaran HIV/AIDS di Jakarta Barat Lebih Banyak Lewat Seks

Sejumlah aktivis menyalakan lilin pada malam renungan HIV/AIDS.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sejumlah aktivis menyalakan lilin pada malam renungan HIV/AIDS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terjadi pergeseran dalam tren penyebaran AIDS di Jakarta Barat. Sementara tingkat penyebaran HIV/AIDS dari penyalahgunaan narkoba berkurang, kini tren menunjukkan kasus HIV/AIDS lebih banyak terjadi karena seks.

"Penyebaran AIDS lewat seks lebih sulit ditanggulangi," kata Kepala Seksi (Kasi) Layanan dan Dukungan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jakarta Barat, Aryani, Senin (24/11).

Narkoba, kata Aryani, tidak selalu bisa menarik orang untuk mencoba. Karena itu tidak semua orang mau langsung mencoba ketika ditawari narkoba. Namun, seks menarik bagi semua orang bahkan dicari. Tak hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak saat ini kebanyakan telah mengetahui dan tertarik dengan seks. "Jadi penganggulangan HIV melalui seksual sebenarnya lebih sulit dan lebih complicated," kata dia.

Aryani mengatakan keberhasilan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS melalui narkoba tak lepas dari kesuksesan program Layanan Jarum Suntik Steril (LJSS). Dengan adanya layanan ini, para pengguna narkoba tidak lagi berbagi jarum suntik yang ditengarai menjadi media penyebaran HIV/AIDS. Para pengguna narkoba mendapatkan jarum suntik steril gratis dari Puskesmas atau LSM. 

Kesuksesan program ini bisa dilihat dari turunnya persentase penderita AIDS karena narkoba. Persentase ini turun dari awalnya 70-80 persen kini tinggal 50 persen.

Sementara, program kondom gratis yang menjadi salah satu langkah penanggulangan penyebaran HIV/AIDS lewat seks nampaknya belum seoptimal program LJSS. Aryani mengatakan belum semua orang tergerak untuk mau menggunakan kondom ketika berhubungan seksual. Terutama di tempat-tempat hiburan malam dan di kalangan pelanggan seks komersial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement