Jumat 21 Nov 2014 16:40 WIB

Pangdam Jaya: Cara Berpikir Soal Jiwa Korsa Harus Diubah

TNI Polri
Foto: Antara
TNI Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI Agus Sutomo, mengatakan, jiwa korsa masih diartikan dalam ruang yang sempit dan untuk kepentingan individu, padahal banyak hal yang dipertanggungjawabkan setelahnya, termasuk urusan bangsa.

"Oleh karena itu, cara berpikir prajurit soal jiwa korsa harus benar-benar diubah. Sehingga saat ada masalah bukan memperkeruh tapi ikut mencarikan solusi," kata Panmgdam Jaya usai senam bersama TNI-Polri di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (21/11).

Agus mengatakan, konsep kebersamaan dengan berbagai kegiatan ini harus terus dilakukan, sehingga silaturahim TNI-Polri semakin terjalin erat.

Jika dikaitkan dengan apa yang terjadi di Batam memang ada kaitannya, namun semua harus belajar dari kasus Batam sehingga tidak terjadi di wilayah lain di Indonesia.

"Jadi tidak ada lagi TNI-Polri yang melotot, marah, mukul. Yang ada senyum sapa dan salaman (3S). Lebih baik salaman, rangkulan. Kalau ada rejeki lebih nongkrong di cafe, di warung yang punya duit bayarin. Daripada plototan tonjokan giginya lepas 2," tegas Agus.

Mantan Danjen Kopassus itu juga meminta peran serta masyarakat untuk menjaga kerukunan antara TNI-Polri. Karena walau bagaimana pun, TNI-Polri juga milik masyarakat. "TNI-Polri aset negara dan milik rakyat. Seluruhnya harus bertanggung jawab merawat, memelihara dan menjaga kerukunan," kata Agus.

Sementara itu, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) TNI-AD, Mayjen TNI Doni Monardo, mengatakan, saat ini seluruh prajurit TNI maupun Polri harus mengubah cara berpikir dalam bergaul. Jangan sampai melakukan 3M dan laksanakan 3S.

"Di sini ada tulisan, jangan lakukan 3M (melotot, marah, dan memukul. Lakukanlah 3S apabila kita bertemu tersenyumlah, ketika senyuman dibalas, maka sapalah, ketika sapaan dibalas maka bersalamanlah," kata Doni.

Ratusan prajurit TNI dan Polri melakukan kegiatan olahraga dan senam bersama di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. Kegiatan ini dilakukan untuk meredam dan mempererat tali silaturrahmi baik TNI maupun Polri.

Doni menegaskan, berbagai kegiatan bersama yang dilakukan TNI dan Polri harus sering dilaksanakan. Dengan begitu, tali silaturahmi dapat terjalin dengan baik dan tidak ada lagi bentrok.

"Ini adalah bentuk silaturahmi kita keluarga yang berada di sekitar Cijantung. Kita bisa semakin meningkatkan kebersamaan," kata mantan Danpaspampres ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement