REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Besarnya tagihan bulanan listrik PLN banyak dikeluhkan warga Depok. Ada seorang warga yang sebelumnya hanya bayar Rp300 ribu hingga Rp600 ribu per bulan, membengkak jadi Rp1.9 juta di bulan ini.
''Biasanya tagihan bulanan listrik saya cuma bayar Rp 300 ribu dan paling tinggi bayar Rp. 600 ribu, masak bulan ini tagihan bulanan listrik saya membengkak hingga Rp 1.9 juta, yang bener aja, saya kan tingal di Perumnas, emangnya saya tinggal di Pondok Indah?,'' keluh Ayu, seorang ibu rumah tangga yang beralamat di Jalan Jagung No 17, Perumnas Depok Utara, Beji, Kota Depok, Jumat (21/11).
Tidak hanya Ayu, seorang ibu rumah tangga lainya juga mengeluhkan hal yang sama. Ibu Tri kaget bukan kepalang melihat tagihan bulanan listriknya yang mencapai Rp 4 juta. ''Masa sih tagihannya sebesar itu, rumah saya kan rumah kosong, listrik yang menyalapun cuma di teras rumah dan dapur saja. Ini sudah keterlaluan dari mana munculnya biaya tagihan sebesar itu, hitung-hitungnya seperti apa?,'' tanya Tri. Rumahnya itu rumah yang tidak ia tempati alias rumah kosong yang berada di Jalan Hamahera, Perumnas Depok Utara, Beji, Kota Depok.
Ayu, Tri dan beberapa warga Depok pun protes dan sepakat untuk menanyakan tingginya tagihan bulanan listrik tersebut ke Kantor Pengaduan Pelangan PLN Depok yang berada di Jalan Sentosa Raya, Kelurahan Sukmajaya, Kota Depok. Mereka mendapat jawaban yang kurang memuaskan dan pihak PLN mengakui adanya kesalahan pencatatan nomor meteran oleh petugas pencatat.