REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO-- Harga cabai rawit di Kabupaten Gorontalo Utara, menembus angka Rp100ribu/kilo gram, sedangkan cabai merah keriting mencapai Rp50 ribu/kilo gram.
"Mahalnya harga cabai di daerah ini dipicu kemarau panjang yang sempat melanda sejumlah daerah, termasuk beberapa daerah pemasok cabai terbesar di Provinsi Gorontalo, diantaranya Kabupaten Gorontalo dan Boalemo," ujar Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Gorontalo Utara, Muchtar Adam, Jumat.
Naiknya harga cabai memang tergolong cepat hanya selang sepekan kenaikannya rata-rata Rp15 ribu/kilo gram. Namun Muchtar menjamin jika tingginya harga cabai tidak akan berlangsung lama. "Paling tidak harga cabai yang cukup meroket ini akan bertahan hingga dua bulan ke depan," ujarnya.
Ia beralasan, tanaman cabai milik petani khususnya di kabupaten ini tidak mati, namun musim kemarau membuat produksi buahnya hampir-hampir tidak ada. Sehingga curah hujan yang semakin baik ini, diharapkan segera memicu produksi cabai lokal maupun meningkatkan pasokan komoditi unggulan rempah-rempah ini kembali normal.
Pantauan wartawan di sejumlah pasar tradisional daerah ini, diantaranya di pasar Jumat Gentuma Raya, harga cabai menjadi topik hangat yang cukup menghebohkan konsumen khususnya ibu rumah tangga. Tien Palia, salah seorang warga Desa Imana, mengaku kaget dengan tingginya harga cabai rawit.
"Biasanya saya membeli cabai ukuran setengah kilo gram untuk persediaan selama seminggu, namun harga cabai yang sangat mahal terpaksa saya beralih membeli cabai rawit kering yang hanya dijual Rp10 ribu/kilo gram," ujarnya.
Sementara itu, komoditas rempah-rempah lainnya yang mulai mengalami kenaikan harga yaitu tomat apel, naik dari Rp1.000-Rp2.000/kilo gram kini menjadi Rp3.000/kilo gram. Sedangkan bawang merah dan putih stabil di kisaran Rp20 ribu/kilo gram, bawang daun Rp6 ribu/kilo gram.