Rabu 19 Nov 2014 19:37 WIB

Gerindra: Aksi Mogok Organda Respons Keputusan Tak Bijaksana

Rep: C73/ Red: Indira Rezkisari
 Massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM dengan membakar ban bekas di depan kantor ESDM, Jakarta, Selasa (18/11).   (Republika/ Yasin Habibi)
Massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM dengan membakar ban bekas di depan kantor ESDM, Jakarta, Selasa (18/11). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, mengatakan aksi mogok yang dilakukan organda hari ini adalah sebagai sikap atas keputusan pemerintah dalam menaikkan harga BBM. Menurutnya, organda merasa ada keputusan yang tidak bijaksana dan menginginkan adanya penyesuaian tarif.  

Namun demikian menurutnya, ia berharap aksi organda tidak perlu berkepanjangan. Karena menurutnya, kekosongan alat transportasi umum juga akan menyengsarakan masyarakat.

"Kami memahami aksi mogok yang dilakukan organda, terkait atas kenaikan harga BBM. Tapi sebagai bentuk protes saja, tidak usah dilakukan berhari-hari," kata ketua DPP partai Gerindra ini, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/11).

Ia mengaku menolak keputusan pemerintah menaikkan harga bbm. Menurutnya, pemerintah memang memiliki tanggung jawab agar lebih mengedepankan pada belanja modal. Dalam hal ini, Gerindra menurutnya mendukung kebijakan pemerintah untuk mengedepankan pembangunan infrastruktur dan masyarakat kecil.

Namun, ia menyayangkan kebijakan menaikkan BBM. Menurutnya, kebijakan itu dinilai kurang tepat. Karena pada saat bersamaan, harga minyak dunia mengalami penurunan. Sehingga seharusnya masyarakat dunia menikmati penurunan harga BBM. Namun sebaliknya, pemerintah malah menaikkan harga BBM. 

"Tadinya, kami berharap Jokowi sebagai presiden wong cilik memperhatikan rakyat kecil, juga mengambil kebijakan sama seperti bangsa lain. Tapi justru sebaliknya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement