Rabu 19 Nov 2014 22:06 WIB

Ongkos Mahal, Warga Pilih Jalan Kaki

Rep: c09/ Red: Esthi Maharani
  Antrean panjang kendaraan mobil dan motor yang mengantre mengisi bahan bakar menjelang kenaikan harga BBM bersubsidi  di SPBU Padjajaran Kota Bogor, Senin (17/11) malam.  (foto : MgROL30 )
Antrean panjang kendaraan mobil dan motor yang mengantre mengisi bahan bakar menjelang kenaikan harga BBM bersubsidi di SPBU Padjajaran Kota Bogor, Senin (17/11) malam. (foto : MgROL30 )

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Sebagian masyarakat Kota Bogor memilih jalan kaki daripada naik angkutan kota (angkot) untuk tujuan dekat. Hal tersebut karena tarif baru yang ditentukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dirasa cukup memberatkan.

Diah (50), warga Lawang Gintung, Bogor, mengatakan, tarif Rp 3.500 untuk jarak dekat tidak dapat terjangkau olehnya. Padahal Diah hanya memiliki keperluan untuk mengantar dan menjemput anaknya sekolah.

"Saya biasa bayar Rp 2000, sekarang hampir dua kali lipat," jelasnya, Rabu (19/11).

Diah harus berjalan kaki demi menghemat uang Rp 12.000. Diah mengaku tidak mampu mengeluarkan uang sebesar itu setiap hari.

Keadaan yang dialami Diah juga dialami oleh beberapa ibu rumah tangga lainnya di Kota Bogor. Keputusan untuk jalan kaki terpaksa diambil mengingat uang yang ada harus dipakai membeli kebutuhan pokok lainnya.

Beberapa sopir angkot juga mengakui kenaikan tarif kali ini cukup besar. Mereka khawatir penumpang akan segera beralih ke sepeda motor atau bahkan berjalan kaki.

Karma (54), supir angkot jurusan Sukasari-Bubulak, mengatakan kadang ia masih memaklumi penumpang yang tidak bayar sesuai dengan ketentuan. Karma mengaku kasihan jika penumpang harus membayar penuh untuk jarak dekat.

"Harusnya bayar Rp 3.500 tapi gak apa-apa saya tolerir yang bayar Rp 3.000," ujarnya, Rabu (19/11).

Menurut Karma, saat ini masyarakat dalam keadaan kaget karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ia yakin keadaan akan kembali normal.

Mengenai mogok massal yang rencananya akan dilakukan hari ini, Karma menjelaskan dia tidak tahu agenda tersebut. Bagi Karma, menarik angkot lebih baik daripada mogok operasi.

"Enakan narik, dapet uang," ungkapnya.

Pasca kenaikan harga BBM, Pemkot Bogor memutuskan untuk menaikkan tarif angkot. Menurut Surat Keputusan Wali Kota Nomor 551/48 Tahun 2014, 18 November 2014, tarif angkot di Kota Bogor naik sebesar 40 persen atau Rp 1.000.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement