Rabu 19 Nov 2014 11:11 WIB

Organda Mogok Nasional, Ini Kata Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (keempat kiri) dan para Menteri Kabinet Kerja mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/11) malam.
Foto: Republika/Yasin Habibi/ca
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (keempat kiri) dan para Menteri Kabinet Kerja mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi aksi mogok nasional yang akan dilakukan Organisasi Angkutan Darat (Organda) di sejumlah daerah hari ini, Rabu (19/11).

Jokowi menilai, hal tersebut merupakan reaksi dari masyarakat yang masih kaget pada kebijakan baru. Dia memprediksi, kalaupun ada aksi mogok dari pemilik usaha transportasi umum, hal itu hanya akan berlangsung satu sampai dua hari.

"Nanti setelah semuanya tahu kegunaannya apa, manfaatnya apa, akan memahami. Karena ini memang keputusan sulit," ujarnya di Istana Merdeka, Rabu (19/11).

Jokowi kembali menegaskan, tak ada jalan lain bagi pemerintah untuk menyelamatkan anggaran negara kecuali dengan menaikkan harga BBM bersubsidi. Meski demikian, kata dia, kebijakan tersebut memang belum kelihatan manfaatnya sekarang. Karenanya, banyak masyarakat yang belum mengerti.

"Baru akan kelihatan tahun depan, atau tahun depannya lagi. Tapi kita ingin manfaat APBN itu betul-betul kelihatan dan kita tidak mau boros," ucapnya.

Seperti diketahui, Organda menyerukan anggotanya untuk melakukan aksi mogok nasional sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Aksi mogok antara lain akan dilakukan oleh Organda di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Semarang, dan Surabaya. Meski demikian, Organda Jakarta tak ikut aksi mogok nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement