REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Perkebunan Sumatera Selatan menyatakan harga minyak sawit mentah di provinsi ini, Rabu, tercatat Rp7.741 per kilogram atau mengalami kenaikan dibandingkan beberapa pekan sebelumnya sebesar Rp7.627 per kg.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumsel Benyamin, di Palembang, Rabu, mengatakan harga beli minyak sawit mentah (CPO) di daerah ini masih belum stabil, karena disesuaikan dengan perkembangan harga di dalam dan luar negeri.
Menurut dia, harga pasar CPO khususnya di Sumsel sejak akhir bulan lalu hingga sekarang belum stabil, namun masih pada kisaran Rp7.000 hingga Rp7.800 per kg tergantung perkembangan harga di pasaran dalam dan luar negeri.
Ia menjelaskan, kenaikan harga tersebut selain dampak dari kondisi harga pasaran di luar negeri (ekspor), juga berdasarkan kesepakatan melalui rapat rutin dua kali sebulan antara Dinas Perkebunan setempat dengan pengusaha perkebunan besar swasta nasional di daerah ini.
Menurut dia, dalam rapat rutin itu, harga CPO pekan ini ditetapkan menjadi Rp7.741 per kilogram, artinya mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi dua pekan sebelumnya yang hanya Rp7.627 per kg.
Kenaikan harga CPO tersebut juga berimbas pada penetapan harga buah sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dari Rp1.407 per kilogram menjadi Rp1.430 per kg.
Ia menambahkan, harga CPO di Sumsel juga berpedoman pada kondisi pasar nasional dan di luar negeri, mengingat sebagian hasil komoditas tersebut untuk diekspor.
Sumsel merupakan salah satu provinsi sentra perkebunan kelapa sawit dan karet di Indonesia, dan hasilnya sebagian untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta selebihnya diekspor.
Sentra perkebunan kelapa sawit di Sumsel, antara lain di Kabupaten Muaraenim, Lahat, Musibanyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, dan Musirawas dengan total luas areal mencapai kisaran 700.000 hektare.
Selain itu, ada pula perkebunan kelapa sawit yang dikelola skala kecil oleh petani setempat, dan hasilnya ketika panen dijual ke pengusaha perkebunan besar yang memiliki pabrik CPO.