Selasa 18 Nov 2014 16:51 WIB
Interpelasi BBM

Gerindra: Jokowi Salah Membaca Hati Masyarakat Indonesia

Rep: Agus Raharjo/ Red: Erik Purnama Putra
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra heran dengan keputusan Presiden Joko Widodo untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, saat ini seluruh dunia sedang menikmati masa pesta karena ada tren penurunan harga minyak dunia.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Achmad Muzani menegaskan, pihaknya menolak kebijakan menaikkan harga BBM oleh Presiden. Sikap itu diteruskan oleh sikap Fraksi Gerindra di DPR yang meminta Presiden mencabut kebijakan kenaikan harga BBM.

"Fraksi meminta Presiden mencabut keputusan ini (menaikkan harga BBM)," kata Muzani di Jakarta, Selasa (18/11).

Ketua Fraksi Gerindra itu menyatakan, saat ini harga minyak dunia sudah pada level 73 dolar AS per barel. Harga itu pun diprediksi akan terus turun melihat kecenderungannya di dunia. Sebagian negara di dunia bahkn sudah menurunkan harga BBM dalam negerinya masin -masing.

Cina bahkan sudah 7 kali menurunkan harga BBM negaranya, sedangkan Malaysia baru dua hari lalu juga menurunkan harga BBM. "Mungkin Jokowi salah membaca mata hati masyarakat Indonesia," imbuh Muzani.

Muzani menambahkan, kompensasi yang diberikan pemerintah melalui tiga kartu sakti Jokowi dinilai tidak sebanding dengan beban yang akan ditanggung masyarakat. Kartu-kartu itu mungkin akan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, tapi masih tak akan mampu mengejar inflasi akibat kenaikan harga BBM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement