REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk bersama-sama mengurangi ketergantungan pada impor pangan dari negara lain dan mulai mengembangkan produksi pangan dalam negeri.
"Kita negara agraris tapi semua impor, beras, jagung, kedelai, gandum, garam, sayur dan buah. Komoditas apa yang kita tidak impor? Saya sedih," kata Presiden saat menerima peserta kursus reguler Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Negara Jakarta, Selasa.
Presiden mengatakan dalam jangka waktu tiga sampai empat tahun mendatang Indonesia harus mencapai swasambada pangan antara lain beras, jagung dan kedelai. "Saya yakin insya Allah bisa. Irigasi rusak kita 52 persen. Kita sudah 15 tahun tidak bangun irigasi, tahun depan ada 11 waduk dibangun, jangan bicara pertanian, air dari mana selain masalah pupuk dan benih," kata Kepala Negara.
Presiden menegaskan, kebiasaan impor akan mendorong malas untuk meningkatkan produksi pangan. "Bagaimana kalau suatu negara yang kita impor stoknya habis," kata Presiden.
Selain meningkatkan produksi pangan, Kepala Negara juga menegaskan perlunya mempersiapkan sistem penyerapan produksi pangan.
"Buah juga sama, petani kita jagoan menanam, setelah panen siapa yang beli? Misalnya pernah di Boyolali, menanam pepaya, produksinya banyak, nggak ada yang beli, nggak diserap pasar karena industrinya tidak disiapkan, nantinya kalau disuruh (menanam) pasti tidak mau lagi," katanya.
Selain pangan, dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah menteri kabinet kerja itu, Presiden juga menyinggung tentang upaya mencari energi terbarukan yang belum optimal hingga saat ini.
"Hydro (air-red), angin belum kita gunakan, masih banyak sekali. Belum lagi biofuel dan lainnya yang belum dikerjakan dengan baik," tegasnya.