Selasa 18 Nov 2014 06:24 WIB
Buku putih PDIP

Dukung BBM Naik, Politikus PDIP: Buku Putihnya Disimpan

Antrean BBM
Foto: Yasin Habibi/Republika
Antrean BBM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno, menyatakan pihaknya konsisten mendukung kenaikan BBM seperti yang diutarakan presiden Jokowi semalam. Bagaimana dengan buku putih? “Kami simpan,” ujarnya, saat diwawancarai stasiun TV One, Selasa (18/11)

Menurutnya, buku putih merupakan acuan untuk sikap kritis menyikapi rencana pemerintah menaikkan BBM pada era kepresidenan SBY. “Argumentasi kenaikan BBM harus yang rasional. Ada disitu,” imbuhnya.

Intinya, buku putih itu membantah argumentasi pemerintah yang menyatakan APBN terancam jebol karena meningginya harga minyak dunia. PDIP kemudian memberikan alternatif dengan penghematan sejumlah cost belanja.

“Namun itu kondisinya berbeda dengan sekarang,” imbuhnya.

Sekarang 600 ribu barrel impor BBM. Dulu impor BBM 300 ribu barrel perhari. Benar bahwa ada 1001 cara penghematan, seperti penghematan perjalanan dinas, pajak komoditas ekspor yang belum dikelola. “Ini untuk mendongkrak penerimaan pajak,” imbuhnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2000 per liter untuk jenis premium dan solar akan melonggarkan ruang fiskal pada APBN-P 2015.

Menurut perhitungannya, pemerintah akan menghemat anggaran subdisi di atas Rp 100 triliun dengan besaran kenaikan harga premium yang menjadi Rp 8500 per liter dan solar sebesar Rp 7500 per liter.

"Tambahan ruang fiskal pada asumsi APBNP 2015 bisa mencapai di atas 100 triliun. Jumlah persisnya baru akan diketahui setelah menyiapkan APBNP 2015," kata Bambang dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement