Senin 17 Nov 2014 20:41 WIB

Menteri Desa Punya Solusi Atasi Eksodus WNI ke Malaysia

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Indah Wulandari
  Ribuan calon tenaga kerja Indonesia (CTKI) asal Sulsel dan Sulbar tiba di Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (27/10). (Antara/M Rusman)
Ribuan calon tenaga kerja Indonesia (CTKI) asal Sulsel dan Sulbar tiba di Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (27/10). (Antara/M Rusman)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Ja'far punya solusi terhadap  kasus eksodus tiga kampung di Nunukan, Kalimantan Utara ke dalam wilayah Malaysia.

 Politikus PKB tersebut menjelaskan, fenomena pindah kewarganegaraan di wilayah perbatasan bukanlah kasus baru. Hal ini, kata dia, sudah terjadi sejak zaman kerajaan. 

“Penyebab eksodus biasanya karena pembangunan di daerah perbatasan jauh tertinggal dibanding negara tetangga yang bersebelahan dengan desa mereka. Baik dari segi infrastruktur, pendidikan, maupun kesehatan,” urai Marwan, Senin (17/11).

Karenanya, Marwan mengaku pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan sejumlah kementerian terkait pembangunan di daerah tertinggal.

Meski demikian, Marwan membantah jika dikatakan eksodus terjadi karena masyarakat perbatasan merasa tak mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Sebab, kata dia, pemerintah pusat telah membentuk Badan Nasional Pengelola Perbatasan. 

"Kita jangan saling menyalahkan," kata mantan anggota DPR RI tersebut.

Seperti diketahui, ada eksodus warga dari sejumlah desa di Kecamatan Lumbis Ogung, Kabupaten Nunukan ke wilayah Sabah, Malaysia. Kabarnya, selain eksodus, banyak warga juga memiliki identitas kenegaraan ganda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement