Senin 17 Nov 2014 09:01 WIB

Indonesia Berpartisipasi Bangun 'Jalan Raya Trans-Asia'

Pembangunan jalan tol
Foto: Antara
Pembangunan jalan tol

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) bersama The International Road Federation (IRF) penyelenggarakan kegiatan 1st Asia Regional Congress & Exhibition yang dilaksanakan pada 17 – 19 November 2014 di Bali Nusa Dua Convention Center.

Pertemuan diikuti lebih dari 600 profesional transportasi dari 40 negara - termasuk Menteri, pejabat senior pemerintah pusat dan daerah, akademisi, organisasi masyarakat sipil dan para pemimpin industri.

Acara yang bertema "Membangun Trans-Asian Highway" ini merupakan satu-satunya kegiatan yang memberikan pengaturan unik untuk berbagi solusi dan inovatif untuk kebutuhan mobilitas, teknologi industri terbaru dan terbaik dari seluruh dunia.

Sebagai tuan rumah, Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan dianggap sebagai salah satu pasar negara berkembang terkemuka di dunia.

Dilihat dari kapasitasnya, Indonesia memiliki jaringan jalan besar yang membentang lebih dari 213,649 km dari jalan raya beraspal dan sekitar 154,711 km dari jalan raya belum beraspal.

Kepala Balitbang Kementerian PU-Pera, Waskito Pandu mengatakan bahwa kualitas jalan sangat penting untuk memberikan keuntungan ekonomi dan social yang maksimum.

“Relevansi jaringan, bagaimanapun, tergantung pada kualitas jalan tersebut. Investasi yang besar, dikombinasikan dengan praktek proyek dan manajemen aset baru yang diperlukan untuk membawa jaringan jalan di kawasan ini dengan standar yang memberikan keuntungan ekonomi dan sosial yang maksimum,” ujar Waskito Pandu di Nusa Dua, Senin (17/11).

Ajang IRC ini diharapkan dapat membahas isu-isu dan mencari solusi dari kebutuhan dan permasalahan yang ada, seperti kebutuhan koneksi infrastruktur yang efisien, cepat, handal, dan mulus.

Selain itu mengatasi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas jalan yang membunuh hampir 1,3 juta orang per tahun, termasuk sekitar 42.000 di Indonesia.

Menurut Waskito, tantangan lain dari IRC ini adalah memberi solusi menurunkan gas rumah kaca intensitas proyek jalan baru dan pertumbuhan transportasi masa depan. Insinyur jalan raya diharapkan dapat memperbaiki kerentanan di jaringan jalan yang ada dan pola cuaca faktor perubahan dalam desain jalan baru.

IRF sendiri merupakan organisasi nirlaba non-pemerintah dengan misi untuk mendorong dan mempromosikan pengembangan dan pemeliharaan yang lebih baik, lebih aman dan lebih berkelanjutan untuk jalan dan jaringan jalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement