REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang mendukung rencana Pemerintah Pusat menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi sepanjang bertujuan mengalihkan anggaran untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Namun kenaikan tersebut harus diikuti pembenahan dan audit dari hulu hingga hilir agar tidak terjadi kebocoran minyak mentah maupun impor, kata Gubernur Kalteng di Palangka Raya, Ahad. "Kalau hal itu dilakukan, saya sangat setuju BBM subsidi dinaikkan. Saya optimis masyarakat Kalteng juga tidak mempermasalahkan rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut," tambah Teras Narang.
Menurut orang nomor satu di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" itu, masyarakat Kalteng lebih mengharapkan adanya kepastian penyaluran, ketersediaan dan harga BBM yang merata hingga ke pelosok.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu mengatakan selama ini masyarakat di beberapa kabupaten di Kalteng selalu kesulitan mendapatkan BBM bahkan melebihi harga yang telah ditetapkan pemerintah. "Di Kabupaten Murung Raya masyarakat harus membeli BBM jenis solar maupun bensin per liter seharga Rp12.000 hingga Rp15.000. Belum lagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, lebih mahal lagi," kata dia.
Teras Narang mengatakan dirinya beberapa kali menemukan dan menerima keluhan masyarakat maupun nelayan saat berkunjung ke berbagai pelosok daerah terkait kelangkaan BBM. Bahkan, lanjut dia, beberapa nelayan yang kesehariannya menangkap ikan menggunakan kelotok atau perahu kecil terpaksa mencampur solar dengan minyak tanah akibat kelangkaan maupun mahalnya harga BBM di luar SPBU.
"Saya berharap Pemerintah Pusat tidak sekadar menaikkan harga BBM bersubsidi, tapi juga memperbaiki sistemnya dan memastikan ketersediaannya, sehingga seluruh masyarakat di pelosok daerah dapat mempergunakan serta membelinya," demikian Teras Narang.