Ahad 16 Nov 2014 13:55 WIB

Pemprov DKI: Publik Salah Presepsi Terhadap Giant Sea Wall

Rep: C07/ Red: Bayu Hermawan
A traditional boat passes in Muara Baru, Jakarta. Goverment of Jakarta will build giant sea wall to reduce flood risk. (illustration)
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
A traditional boat passes in Muara Baru, Jakarta. Goverment of Jakarta will build giant sea wall to reduce flood risk. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Sarwo Handayani menyayangkan banyaknya penolakan dari berbagi pihak terkait pembangunan Giant Sea Wall (GSW).

Ia menilai banyaknya penolakan, karena adanya kesalahpahaman masyarakat mengenai pembangunan tanggul raksasa tersebut.

"Masyarakat salah presepsi, padahal kami mau menguatkan tanggul, kalau tidak dilakukan penguatan Jakarta Utara tenggelam karena banjir," ujarnya kepada Republika, Ahad (16/10).

Wanita yang akrab disapa Yani ini menjelaskan, penguatan tanggul yang dilakukan adalah dengan meninggikan tanggul yang sudah ada.

Nantinya tanggul yang sekarang setinggi 2,5 meter akan dinaikan menjadi 5 meter. Penguatan tanggul tersebut rencananya akan dimulai pada tahun 2015, menunggu anggarannya turun.

"Kalau yang awal November kemarin, Kementrian PU baru memberikan contoh penaikan tanggul," katanya.

Seperti diketahui, rencana pembagunan giant sea wall banyak mendapat penolakan baik dari pakar maupun kelompok masyarakat. Salah satu yang menolak pembangunan tanggul laut raksasa adalah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).

Menurut mereka pembangunan tanggul raksasa justru akan berujung bencana. Deputi Direktur Bidang Eksternal Walhi, Zaenal Muttaqin, mengatakan bencana yang diakibatkan adalah pencemaran limbah terbesar di dunia.

Seperti diketahui wacana pembangunan tanggul laut raksasa Jakarta dan reklamasi dalam bentuk pulau-pulau muncul pada era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Proyek itu lalu dimasukkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI untuk 2010-2030.

Disebutkan, untuk mengatasi pasang naik air laut yang semakin tinggi karena pemanasan global, akan dibangun pulau-pulau dengan cara reklamasi. Pulau itu akan dilengkapi tanggul laut raksasa.

Pembangunan mega proyek itu terdiri dari tiga tahap. Pembangunan tahap A adalah reklamasi 17 pulau serta peninggian dan penguatan tanggul laut pantai utara Jakarta sepanjang 63 kilometer.

Selanjutnya, tahap B pembangunan konstruksi tanggul terluar, dan tahap C pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall.

Pembangunan tanggul laut raksasa ini dirancang untuk mengatasi banjir akibat kenaikan permukaan air laut. Selain itu, proyek ini difungsikan untuk membersihkan air sungai sebelum masih ke laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement