REPUBLIKA.CO.ID, PALU – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu mencegah paham terorisme masuk kampus dengan cara menggelar seminar nasional bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Palu, Jumat (14/11).
Rektor IAIN Palu Zainal Abidin dalam seminar yang diikuti seribuan mahasiswa itu mengatakan, pada dasarnya semua agama mengajarkan kebaikan dalam bermasyarakat agar manusia bisa hidup sejahtera.
Menurut dia, semua bentuk kekerasan adalah musuh semua agama, termasuk agama Islam yang banyak dianut masyarakat Indonesia.
"Selain bagi penganutnya, Islam juga mengajarkan ketenteraman kepada penganut agama lain agar Indonesia semakin damai dan sejahtera," kata Zainal yang juga Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Kota Palu.
Ia mengatakan aksi terorisme di Indonesia terjadi karena adanya pemahaman agama yang keliru. Ajaran agama tersebut ditafsirkan secara salah sehingga terjadi aksi terorisme. Ia juga mengatakan kegiatan penggalangan dana untuk membantu aksi terorisme yang mengatasnamakan agama Islam adalah salah dan perbuatan dosa.
Menurut dia, mengambil milik orang lain tanpa izin adalah mencuri, dan itu perbuatan dosa yang dilarang agama.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mengamankan 93 sepeda motor curian yang diduga dilakukan oleh jaringan kelompok teroris di wilayahnya. Berdasarkan pengakuan enam orang tersangka, hasil penjualan sepeda motor itu akan diserahkan kepada kelompok teroris yang bersembunyi di Kabupaten Poso.
Salah satu tersangka itu masih berstatus mahasiswa di Kota Palu. Saat ini, Polda Sulawesi Tengah terus fokus mencari kelompok sipil bersenjata yang masih bersembunyi di hutan di Poso. Beberapa waktu lalu, polisi menemukan seratusan amunisi aktif di Kabupaten Poso.
Juru Bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Utoro Saputro mengatakan, pihaknya mengajak tokoh agama untuk turut memberikan pencerahan kepada masyarakat agar terhindar dari paham keliru, dan melawan hukum.