REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menilai kenaikan harga BBM lebih baik dilakukan secara langsung. Tidak bertahap. Pasalnya, kenaikan secara langsung lebih bisa memberikan kepastian jumlah subsidi.
"Kenaikan secara bertahap bisa menimbulkan spekulasi dan ekspektasi harga yang berlebihan," katanya, Jumat (14/11).
Perry mengatakan kenaikkan BBM bisa berdampak sementara pada inflasi jika anggaran penghematan ini selanjutnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu, jika alokasi anggaran ini bisa digunakan untuk pertanian, pembangunan infrastruktur dan untuk kegiatan produktif juga bisa menyebabkan kenaikan harga ini hanya berlangsung temporer.
“Dengan lebih banyaknya alokasi anggaran sosial bagi masyarakat miskin, daya belinya bisa didukung,” katanya.
Ia memperkirakan dampak jika harga BBM jadi dinaikkan akan tetap terkendali dan hanya bersifat sementara saja. Dia mengatakan dampak inflasi akan terasa dalam waktu tiga bulan.
Pada bulan pertama, kenaikan BBM akan berdampak secara langsung. Bulan kedua, masih akan berdampak pada kenaikkan tarif angkitan umum serta kenaikan harga barang dan jasa. Namun, menurut dia dengan respon dan sinergi dengan pemerintah, inflasi masih bsia terkendali seperti tahun lalu.
“Dampaknya kalau diukur month to month pada bulan ke empat sudah normal,” ujar Perry.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku menunda pengumuman kenaikan harga BBM lantaran harga minyak dunia sedang turun sehingga pemerintah perlu menghitung ulang waktu yang pas untuk menaikkan penaikan harga BBM.