REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan sosok pemimpin Golkar yang tepat menurutnya. Ia menilai sosok yang tepat untuk menjadi ketua umum yakni sosok yang dapat memimpin dan memiliki rekam jejak yang baik.
"Sosok yang bisa memimpin, punya leadership, track record yang baik, punya pemahaman kader golkar yang baik," kata Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (14/11).
Menurutnya, semua anggota Golkar memiliki hak yang sama mencalonkan diri menjadi ketua umum. Meskipun begitu, JK pun sempat menyindir Aburizal Bakrie atau Ical mengenai pencalonan kembali dirinya sebagai ketum.
Baginya, jika suara dukungan telah menurun, maka ia tak ingin mencalonkan diri kembali sebagai ketua umum. "Tapi sebagai ketua, dulu, karena suara turun, saya langsung gentlemen mengatakan saya turun tidak mau maju lagi," kata JK.
JK juga mengatakan sejumlah calon ketua umum Golkar telah mendatanginya untuk berkonsultasi terkait pencalonan mereka. JK pun menegaskan tak memberikan dukungannya kepada salah satu calon.
Selain itu, ia meyakini Ical akan legowo mengakui dalam masa kepemimpinannya, prestasi Golkar semakin menurun. "Karena sekarang lebih turun lagi macam-macam masalah, tidak ada dicapai, tentu saya yakin Ical legowo untuk mengakui itu. Butuh kearifan, bahwa yang bisa dua kali yang berhasil, semua gitu," jelas JK.
Saat kepemimpinan Ical, Golkar gagal meraih target kursi legislatif. Sebelumnya, Golkar menargetkan memperoleh 30 persen kursi legislatif. Namun, Ical hanya mampu meraih separuhnya.