Sabtu 15 Nov 2014 06:01 WIB

Mengapa Kita Harus Dukung Timnas (Senior) Indonesia

  Selebrasi pesepakbola timnas Indonesia usai menjebol gawang Timor Leste pada laga persahabatan Timnas Indonesia melawan Timor Leste di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Selasa (11/11). (Republika/Yogi Ardhi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Selebrasi pesepakbola timnas Indonesia usai menjebol gawang Timor Leste pada laga persahabatan Timnas Indonesia melawan Timor Leste di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Selasa (11/11). (Republika/Yogi Ardhi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fernan Rahadi

Tak terasa, Piala AFF 2014 sudah di depan mata. Timnas Indonesia akan segera melakoni laga perdana turnamen antar tim-tim se-Asia Tenggara itu melawan tuan rumah Vietnam pada partai perdana Grup A 22 November mendatang.

Sejauh ini, gaung persiapan skuat Garuda menyongsong turnamen yang dulu bernama Piala Tiger itu belum terlalu besar. Maklum saja, selama setahun ini pemberitaan mengenai timnas senior ala kadarnya saja.

Publik seolah lebih berminat dengan sepak-terjang timnas Indonesia U-19. Maklum, skuat besutan Indra Sjafri itu mampu membanggakan bangsa ini setelah meraih gelar Piala AFF U-19 tahun lalu serta tampil di Piala Asia U-19 tahun ini.

Sementara timnas senior seperti melakoni berbagai uji coba tanpa sorotan media. Wajar, dalam empat tahun terakhir ini skuat Garuda tak memberikan prestasi apa-apa. Itu terjadi akibat dualisme PSSI yang berlangsung pelik dalam kurun waktu 2011-2013 lalu.

Setelah menjadi runner-up Piala AFF 2010 yang digelar di kandang sendiri, praktis prestasi timnas senior tak lagi mencuat dalam empat tahun belakangan ini. Bahkan yang terjadi justru sejarah kelam pada ajang Piala AFF 2012, kualifikasi Piala Dunia 2014, dan kualifikasi Piala Asia 2015.

Pada Piala AFF 2012, timnas yang dilatih Nil Maizar menorehkan pencapaian terburuk sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia. Andik Vermansyah dan kawan-kawan saat itu gagal lolos dari penyisihan grup setelah hanya meraup empat poin hasil sekali menang, sekali imbang, dan sekali kalah.

Sementara pada kualifikasi Piala Dunia 2014, Indonesia juga mencatatkan sejarah memalukan setelah kalah 0-10 dari Bahrain pada laga terakhir. Hal serupa terjadi di kualifikasi Piala Asia 2015 dimana skuat Garuda dipaksa menjadi juru kunci Grup C dengan koleksi satu poin.

Rentetan kegagalan tersebut membuat timnas ditinggalkan para pendukungnya. Penunjukan kembali Alfred Riedl sebagai pelatih timnas tahun lalu juga tak langsung membuat para suporter kembali mendukung skuat Garuda. Terakhir, pada laga uji coba melawan Timor Leste, Selasa (11/11) lalu, aksi Sergio van Dijk dan kawan-kawan hanya ditonton segelintir orang saja meskipun tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.

Kondisi ini sudah seharusnya berubah. Apalagi skuat Garuda akan kembali membawa nama Indonesia pada perhelatan AFF nanti. Meskipun berat, kita tentunya ingin melihat timnas berjaya pada ajang yang berlangsung di Vietnam dan Singapura tersebut.

Melihat skuat yang ada saat ini, publik boleh optimistis. Apalagi skuat Riedl saat ini mayoritas berisi para pemain dari dua klub yang menjadi finalis Indonesia Super League (ISL) tahun ini, Persib Bandung dan Persipura Jayapura.

Meskipun tak ada nama pemain terbaik ISL 2014, Ferdinand Sinaga, di sana namun ada nama-nama pemain kawakan seperti Firman Utina, Cristian Gonzales, dan Boaz Solossa. Jangan dilupakan juga Evan Dimas,yang tampil memikat saat timnas membantai Timor Leste.

Meskipun baru melakoni debutnya di tim senior, gelandang berusia 19 tahun itu bermain tak canggung. Ia bahkan mampu mencetak  satu gol pada laga yang berkesudahan 4-0 itu.

Nama terakhir seolah menjadi oase di padang pasir bagi timnas Indonesia. Saat para pemain muda di klub-klub ISL seolah tersingkir akibat keberadaan para pemain asing, munculnya Evan di timnas senior menjadi bukti bahwa Indonesia tak kehabisan talenta-talenta muda berbakat.

Bagi para pemerhati timnas, Evan tentunya mengingatkan pada nama-nama seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, dan Boaz Solossa. Keempatnya juga memulai kariernya di tim nasional senior sejak usia yang sangat belia.

Mungkin, seperti sebelum-sebelumnya, skuat timnas Indonesia saat ini bukan merupakan tim yang ideal baik dilihat dari komposisi pemain maupun dari lama persiapannya. Akan tetapi bagi para pecinta sepak bola Indonesia, akan selalu ada alasan untuk mendukung tim yang akan memperjuangkan harga diri bangsa di level internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement