Kamis 13 Nov 2014 20:00 WIB

KPI: Jangan Beritakan Konflik Ahok dan FPI Secara Berlebihan

Rep: c83/ Red: Bilal Ramadhan
Logo Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Foto: kpi
Logo Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta agar lembaga penyiaran menahan diri dan tidak mengeksploitasi konflik antara ahok versus FPI secara berlebihan. Komisioner KPI, Danang Sangga Buana mengatakan, jika lembaga penyiaran memberitakan konflik Ahok dan KPI secara berlebihan maka akan berdampak buruk bagi iklim demokrasi di indonesia.

"Konflik Ahok dan FPI adalah permasalahan lokal Jakarta yang telah merambah menjadi isu nasional, karena siaran televisi menjangkau puluhan juta pemirsa maupun pendengar di berbagai daerah hingga pelosok. Untuk itu lembaga penyiaran agar tidak berlebihan dalam pemberitaan," ujar Danang Sangga Buana kepada Republika, Kamis (13/11).

Ia menjelaskan, pemberitaan yang terlalu berlebihan juga dapat memunculkan sentimen bernuansa SARA yang dapat menular ke berbagai daerah lain. Hal tersebut dikarenakan, Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnis dan agama sehingga pemberitaan tersebut bisa dapat menimbulkan konflik baru.

Selain itu, konflik tersebut juga menjadi contoh yang kurang baik dan dapat diadaptasi oleh berbagai daerah yanb mengalami permasalahan yang sama. "Seharusnya Lembaga Penyiaran menjadi juru damai dengan mengimplementasi pola pola jurnalisme damai, bukan justru menjadi media provokatif yg kian memperuncing permasalahan tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement