Kamis 13 Nov 2014 16:25 WIB

Pemerintah Fokus Kembangkan 15 Ekonomi Kreatif

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengembangan ekonomi kreatif. Ilustrasi
Foto: dok Palyja
Pengembangan ekonomi kreatif. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian memfokuskan sebanyak 15 sektor ekonomi kreatif melalui Bali Creative Industry Center (BCIC).

BCIC akan menjadi pusat promosi dan pengembangan industri kreatif nasional, di antaranya periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan. Industri lain, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, riset dan pengembangan, kuliner, dan terakhir, film, video, dan fotografi.

"BCIC ini akan fokus pada pelatihan industri kecil dalam mengembangkan usaha. Tiga subsektor akan menjadi fokus, yaitu kuliner, fesyen, dan kerajinan," kata Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian, Syarif Hidayat kepada Republika di Denpasar, Kamis (13/11).

Syarif memaparkan, ketiga sektor tersebut masing-masingnya berkontribusi Rp 209 triliun, Rp 182 triliun, dan Rp 93 triliun dari keseluruhan sektor yang ada. Industri fesyen menyerap 3,8 juta tenaga kerja pada 2013 dengan nilai ekspor Rp 76,7 triliun, sedangkan industri kerajinan menyerap 3,1 juta tenaga kerja dengan nilai ekspor Rp 21,7 triliun.

Pemerintah berperan sebagai penyedia fasilitas promosi dan pameran di BCIC, sehingga produk yang dihasilkan bisa menembus pasar domestik dan internasional. BCIC beralamat di Jl. WR Supratman No. 302 Tohpati, Denpasar, Bali.

Pemilihan Bali sebagai pusat BCIC, kata Syarif, dikarenakan Bali sangat familiar di mata dunia. Setiap hari, wisatawan domestik dan mancanegara pasti ada yang berkunjung ke Bali. Jika pusat pengembangan industri kreatif dilokasikan di Bali, maka secara otomatis ini akan terpromosikan dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement