REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago menyebut telah menyiapkan tiga skenario kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Tidak usah banyak-banyak skenario, kalau kebanyakan nanti bingung. Paling banyak tiga saja, paling kurang dua," jelas Andrinof di Kantor Wakil Presiden, Kamis (13/11). Sayangnya, Andrinof tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai tiga skenario tersebut.
Andrinof juga menolak menyebutkan adanya skenario dibatalkannya rencana kenaikan BBM maupun perkiraan jumlah harga BBM. "Tidak bisa dijawab itu skenario dan bentuk-bentuk simulasinya," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan penghitungan kembali jumlah kenaikan harga BBM tersebut memang dipengaruhi oleh penurunan harga minyak mentah. Penghitungan ulang, tambahnya, dilakukan oleh Bappenas dan Kemenkeu dan nantinya akan dilaporkan ke presiden.
Menurutnya, prioritas utama saat ini sebelum pengumuman kenaikan harga BBM adalah penyebaran kartu sakti Jokowi. Ia mengatakan pemerintah akan memberikan jaminan keamanan sosial kepada masyarakat terlebih dahulu.
"Yang mendesak adalah membangun //social safety net//. Itu dulu. Mendahulukan //social safety net//, kartu segala macam jalan dulu. Jangan nanti bikin keputusan mengejutkan tapi masyarakat tidak disiapkan," jelasnya.
Namun, Andrinof mengaku tak mengetahui kapan kartu sakti Jokowi tersebut selesai dibagikan. Lanjutnya, sampai saat ini, pihaknya dengan Bank Indonesia pun telah membicarakan skema kenaikan BBM.
"Secara informal dengan Deputi gubernur senior. Nanti kita akan bicara yang serius dengan BI," katanya.
Ketika dikonfirmasi terkait rencana penundaan pengumuman BBM pada bulan ini, Andrinof pun menolak memberikan tanggapannya. "Pakai pernyataan pak JK saja," tutupnya.