REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Badan Informasi Geospasial (BIG) berkordinasi dengan 34 pihak baik sektor kementerian maupun pemerintah daerah untuk membuat satu peta sentral di Indoenesia. "Selama ini peta banyak jenisnya, hampir setiap badan ada peta sendiri sendiri. Pas di cocokin ke kita beda banget," ujar Plt Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Titie, Rabu (12/11).
Peta ini nantinya disebutIndonesia One Map. Bentuk dari Indonesia Geospasial Map ini berbasis digital. Tak hanya tentang keperluan pemerintahan yang bersifat rahasia. Masyarakat umum juga bisa mengakses peta ini melalui situs tanahairku.go.id. Situs tersebut diinisiasi oleh BIG sejak 2011.
Bentuk Indonesia Geospasial Map tak hanya peta berbentuk sebaran wilayah, tetapi juga peta yang didalamnya memuat informasi segala aspek. Seperti wilayah kesehatan, wilayah pendidikan, atau soal data penduduk. "Misalkan mau cari data penduduk di daerah jakarta, atau kawasan banjir. Tinggal ketik aja di kolom search," ujar Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim, Arief Syafi'i saat kunjungan Menteri PNN ke kantor BIG, Rabu (12/11).
Arief juga mengatakan saat ini BIG masih dalam proses transformasi Indonesia Geospasial Map yang lebih baik. Menurut Arief masih ada beberapa daerah yang belum terjangkau di Indonesia Geospasial Map. Ia mengklaim daerah pelosok yang minim infrastruktur dan sumberdaya masih belum bisa terdeteksi.
Ia mensiasati hal tersebut dengan mengkordinasikan pemerintah daerah setempat untuk memberikan data sebaran penduduk dan data penting lainnya ke BIG. Padahal salah satu fungsi Indonesia Geospasial Map ini sebagai rekomendasi pengambilan kebijakan, perncanaan pembangunan, serta monitoring pembangunan.