Selasa 11 Nov 2014 18:41 WIB

Wow, Jakarta Jadi Primadona Industri Rumah Mewah

Rep: c85/ Red: Mansyur Faqih
Rumah mewah (Ilustrasi)
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Rumah mewah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei sebuah lembaga asing menunjukkan, Jakarta masih menjadi primadona bagi investasi properti kelas menengah ke atas. Tahun ini, Jakarta menduduki peringkat pertama dengan angka pertumbuhan hunian mewah tertinggi di dunia. 

Menurut hasil survei tersebut, angka pertumbuhan hunian menengah ke atas sebesar 37,7 persen. Angka teresebut di atas Dublin sebesar 17,5 persen dan Dubai sebesar 17 persen. 

Beijing menempati posisi kedua di Asia dengan angka pertumbuhan harga properti mewah sebesar 17,1 persen setiap tahunnya.

Hal ini menjadi angin segar bagi sektor industri properti. Karena saat ini angka penjualan properti di Indonesia, khususnya di Jakarta, terus stagnan sejak kuartal pertama hingga ketiga 2014.

Pengamat properti Ali Tranghanda menyatakan, terpilihnya Jakarta sebagai kota kesayangan untuk investasi properti bukan hal yang mengejutkan. "Memang Jakarta masih memimpin dalam investasi properti, terlebih hunian mewah," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (11/11). 

Hal ini, menurut Ali, karena masih rendahnya harga properti mewah di Jakarta dibanding kawasan lain di Asia Pasifik. "Inilah yang kemudian menarik banyak investor, dan angka pertumbuhan properti mewah meningkat," lanjut Ali. 

Namun, kata dia, sejak 2013 konsentrasi bisnis properti real estate tidak lagi di Jakarta. Investor mulai melirik kota satelit Jakarta seperti Karawang, Bekasi, bahkan ke luar jawa seperti Balikpapan, dan Makassar. 

Ali menambahkan, meski pun angka pertumbuhan harga dan investasi meningkat, namun penjualan properti real estate masih mengalami perlambatan sejak 2013 hingga kini. 

Ali mencatat, angka pertumbuhan penjualan properti mewah antara 2009 hingga 2013 sebesar 50-60 persen. Namun, pertumbuhannya menurun drastis pada kurun 2013 hingga tahun ini yang hanya sebesar 15 persen. 

Ia berharap, hasil survei itu dapat menggairahkan kembali iklim bisnis di sektor properti yang mengalami perlambatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement