Selasa 11 Nov 2014 06:24 WIB

Dua Tokoh Kunci di Balik Islah KMP-KIH

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Indah Wulandari
Hatta Rajasa menemui Habib Ali bin 'Abdur Rahman al-Habsyi (Habib Kwitang) di kediamannya di Jakarta Pusat, Rabu (21/5).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Hatta Rajasa menemui Habib Ali bin 'Abdur Rahman al-Habsyi (Habib Kwitang) di kediamannya di Jakarta Pusat, Rabu (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Konflik yang terjadi di DPR selangkah lagi akan segera berakhir. Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) telah sepakat untuk mengakhiri perseteruan dengan beberapa kesepakatan yang dicapai.

Di balik terjadinya islah antara KIH dan KMP, terdapat dua sosok yang berperan sangat sentral dalam proses lobi sampai lahirnya beberapa kesepakatan. Keduanya, yakni politisi senior PDIP Pramono Anung yang mewakili KIH dan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang mewakili KMP.

Pramono mengaku selalu mengikuti setiap proses panjang dan selalu hadir dalam setiap pertemuan sampai pada titik temu kesepakatan. Dia mengatakan, Hatta juga tak pernah absen dalam mencari formulasi kesepakatan bersama itu. Bahkan, dia bersama Hatta juga menyusun draft kesepatan tersebut.

"Saya dan Pak Hatta kan ada trust, beliau juga Ketua Umum PAN dan mendapat mandat untuk itu (juru runding)," kata Pramono di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.

Pramono mengatakan, kedua pihak memahami bahwa pokok atau pangkal persoalan yang terjadi adalah terkait keterwakilan pimpinan di alat kelengkapan dewan (AKD). Maka, baik KIH atau KMP, dua-duanya akan mendapat jatah untuk menjadi pimpinan di setiap AKD yang ada.

Dalam kesepakatan tersebut tidak ada penambahan komisi. Jumlah komisi tetap seperti semula yakni 11 komisi. Yang ada hanya penambahan pimpinan di AKD, dimana wakilnya menjadi empat dari sebelumnya yang hanya ada tiga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement