Senin 10 Nov 2014 09:47 WIB
Tokoh Islam melawan penjajah

Hasyim Asy'ari Disiksa Jepang Hingga Jarinya Patah (bagian 2)

Rep: c01/ Red: Joko Sadewo
Hasyim Asyari
Foto: manbaulilmiwalhikami.blogspot.com
Hasyim Asyari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjuangan Hasyim Asy’ari dalam melawan para penjajah tidak selalu berjalan mulus. Pada 1913 misalnya, intel Belanda mengirim seorang pencuri untuk membuat keonaran di Tebuireng.

Pencuri ini kemudian tertangkap dan dihajar oleh para santri hingga tewas. Tewasnya pencuri ini dimanfaatkan pihak Belanda untuk menangkap Hasyim Asy’ari dengan tuduhan pembunuhan. Akan tetapi, karena Hasyim Asy’ari memahami dengan baik hukum-hukum Belanda, ia dapat menepis semua tuduhan tersebut dan lepas dari jeratan hukum.

Tidak puas karena belum berhasil menjatuhkan Hasyim Asy’ari, Belanda mengirimkan beberapa kompi pasukan untuk menghancurkan pesantren Hasyim Asy’ari yang baru berusia 10 tahunan kala itu. Alhasil, bangunan pesantren porak-poranda dan kitab-kitab hancur serta terbakar. Perlakuan Belanda ini terus berlangsung sampai 1940.

Pada masa penjajahan Jepang, awalnya pihak Jepang bersikap lebih lunak dibanding pihak penjajah Belanda. Ini dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh dukungan para pemimpin Muslim.

Akan tetapi, Jepang pun mulai memiliki perlakuan represif terhadap Hasyim Asy’ari. Pada 1942, Hasyim Asy’ari beserta beberapa santri ditahan karena melakukan penolakan terhadap seikerei, sebuah penghormatan terhadap Kaisar Hirohito dan ketaatan pada Dewa Matahari (Amaterasu Omikami) yang merupakan suatu kewajiban bagi rakyat Indonesia kala itu. Seikerei ini dilakukan dengan membungkuk ke arah Tokyo setiap pukul 07.00 pagi.

Hasyim Asy’ari menolak seikerei karena hanya Allah lah yang patut disembah, bukan manusia atau matahari. Selama dalam tahanan ini, banyak penyiksaan fisik yang diterima Hasyim Asy’ari, bahkan salah satu jarinya patah hingga tidak dapat digerakkan. Akhirnya, setelah empat bulan, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1942, Hasyim Asy’ari dibebaskan karena banyaknya protes dari kalangan Kyai dan santri.

sumber : berbagai sumber
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement